BAB
III
METODE PENELITIAN
3.1
Pendekatan
Penelitian dan Jenis Penelitian
3.1.1
Pendekatan
Penelitian
Pendekatan yang
digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan Sosiolinguistik. Sosiolingusistik merupakan
ilmu yang mempelajari ciri
bahasa, beberapa variasi bahasa dan
hubungan antara pengguna bahasa dengan ciri fungsi variasi bahasa.
Sosiolinguistik menurut pendapat lain merupakan kajian interdisipliner yang
mempelajari pengaruh budaya terhadap cara suatu bahasa digunakan. Dalam hal ini
bahasa berhubungan erat dengan masyarakat suatu wilayah sebagai subyek atau
pelaku berbahasa sebagai alat komunikasi dan interaksi antara kelompok yang
satu dengan yang lain.
3.1.2
Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kualitatif bersifat deskriptif, karena data hasil penelitian dilakukan
dengan tidak mengutamakan angka-angka, tetapi mengutamakan kedalaman
penghayatan terhadap interaksi antarkonsep yang sedang dikaji secara empiris.
Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Ratna
(2009:47), ia mengungkapkan bahwa ”Penelitian kualitatif memberikan perhatian
terhadap data alamiah yaitu data dalam hubungannya dengan konteks
keberadaannya”. Objek
penelitian bukan gejala sosial sebagai bentuk substantif melainkan makna-makna
yang terkandung dibalik tindakan yang justru mendorong timbulnya gejala sosial
tersebut. Dalam hubungan inilah pendekatan kualitatif dianggap sama dengan
pemahaman. Sesuai dengan namanya, pendekatan ini mempertahankan nilai-nilai
sehingga pendekatan ini dipertentangkan dengan pendekatan kualitatif yang
berarti bebas nilai.
3.2
Sumber Data
Dalam
penelitian ini, sumber data yang digunakan adalah dari berbagai sumber yang
relevan dengan pembahasan skripsi. Adapun sumber data terdiri dari dua macam,
yaitu:
1.
Data Primer, merupakan sumber utama dari penelitian ini, yaitu santri
pondok pesantren Raudlatul Mubtadiin.
2.
Data Sekunder, yaitu masyarakat yang ada di sekitar lingkungan pondok
pesantren Raudlatul Mubtadiin.
3.3
Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini
pengumpulan data dengan mengunakan metode simak, dengan menyimak penggunaan
bahasa santri Ponpes DS. Disebut metode simak karena pengumpulan data dengan
menyimak pengunaan bahasa. Teknik dasar dengan mengunakan teknik sadap, yaitu
mendapat data dengan cara menyadap (Sudaryanto, 1993: 133). Penyadapan terhadap
bahasa yang digunakan santri pada kegiatan ta’lim. Teknik lanjutan: (1) Teknik
Simak Libat Cakap, Peneliti terlibat langsung dalam pengambilan data, maksudnya
peneliti terlibat dengan mitra tutur. (2) Teknik Bebas Libat Cakap, maksudnya
pengambilan data tanpa mengikut sertakan penelitian untuk terlibat lagsung
dalam percakapan. Peneliti hanya sebagai pengamat yang berada di luar
pembicaraan. (3) Teknik Rekam, teknik ini bisa secara terbuka yaitu perekaman
diketahui oleh pihak perekam dan secara tertup yaitu perekaman yang tidak
diketahui oleh pihak informan untuk mendapat data secara wajar. (4) Teknik
catat, Selain perekaman dilakukan pencatatan data yang diperkirakan perlu
perhatian atau keterangan khusus, seperti waktu dan tempat terjadinya tindak
tutur, identitas penutur, situasi tutur,
dan tujuan tutur. (5) Dari hasil
rekam kemudian data ditranskrip kedalam bentuk tulisan.
3.4
Korpus Data
Kode Data
|
Data
|
Deskripsi
|
Ak.1
|
|
|
F.Ak.1
|
|
|
Kode Data
|
Data
|
Deskripsi
|
Ck.1
|
|
|
F.Ck.1
|
|
|
Ket: Ak = Alih kode, 1 = urutan data, F.Ak = Faktor Alih kode
Ck = Campur kode, 1 = urutan data, F.Ck = Fungsi Campur
kode
3.5
Teknik Analisis Data
Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan
menggunakan pendekatan
kontekstual, khususnya dengan mengacu pada konsep komponen tutur sebagai dasar ancangannya. Konsep komponen
tutur yang dimaksud adalah yang
dikemukakan oleh Hymes (1972) dan dikembangkan oleh Poedjosoedarmo (1975).
Adapun yang dimaksud dengan
pendekatan kontekstual dalam penelitian ini sejalan dengan yang diungkapkan
oleh Kridalaksana (1993:120) sebagai berikut, pendekatan dalam analisis dengan
mendasarkan pada aspek-aspek lingkungan fisik atau sosial yang kait mengkait
dengan ujaran. Jadi jelas bahwa dalam rangka melaksanakan pendekatan ini,
tuturan-tuturan yang didapat dari
tahap pengambilan data, dianalisis dengan mendasarkan pada konteks. Konteks yang dimaksud bukanlah konteks
linguistik seperti yang dimengerti
dalam linguistik struktural, tetapi konteks sosial dan kultural yang realisasinya telah tertuang dalam konsep komponen
tutur tersebut.
3.6
Teknik Penyajian Data
Hasil penelitian alih kode dan campur kode dalam penelitian
ini disajikan dengan menggunakan metode sajian informal. Metode sajian informal
dimaksudkan sebagai cara penyajian hasil dengan kata-kata biasa (Sudaryanto,
1993:145). Dengan demikian, sajian hasil analisis data dalam penelitian ini
tidak memanfaatkan berbagai lambang, tanda, singkatan, seperti yang biasa digunakan
dalam metode penyajian hasil analisis data secara formal. Metode sajian
informal digunakan dalam menuangkan hasil analisis pada tulisan ini karena pada
dasarnya penelitian ini tidak memerlukan notasi formal.
3.7
Prosedur Penelitian
Adapun prosedur atau tahap-tahap yang dilaksanakan
dalam penelitian ini adalah:
3.7.1
Tahap Persiapan
Dalam tahap persiapan penelitian ini, kegiatan yang
dilakukan oleh peneliti adalah mengamati interaksi antar santri dalam
berkomunikasi secara lisan.
3.7.2
Tahap Pelaksanaan
Dalam tahap ini, peneliti mengelompokkan data yang
mengarah pada alih kode dan campur kode yang terdapat dalam interaksi antar santri
di Pondok Pesantren Raudlatul Mubtadiin.
3.7.3
Tahap Refleksi
Dalam tahap refleksi, yang dilakukan peneliti adalah
menganalisis data-data yang diperoleh dari pengamatan terhadap “Penggunaan
Bahasa dalam Interaksi Antar Santri di Pondok Pesantren Raudlatul Mubtadiin”
desa Ganjaran kecamatan Gondanglegi kabupaten Malang, lalu menganalisis alih
kode dan campur kode dan menyimpulkannya..
3.8
Pengecekan Keabsahan Data
Pengecekan keabsahan data merupakan hal yang penting
dalam penelitian, untuk mengecek keabsahan data maka teknik yang digunakan
adalah teknik kriteria kepercayaan yang dikembangkan oleh Moleong (2010: 330),
yaitu:
1.
Triangulasi, yaitu teknik pemeriksaan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau
sebagai pembanding terhadap data tersebut.
2.
Ketekunan pengamatan, dilakukan pengamat dengan
cara mengadakan pengamatan secara teliti, rinci, dan terus menerus selama
kegiatan analisis terhadap “Penggunaan Bahasa dalam Interaksi Antar Santri di
Pondok Pesantren Raudlatul Mubtadiin” khususnya dalam alih kode dan campur kode
sehingga didapatkan hasil penelitian yang tepat dan sesuai.
3.
Pemeriksaan sejawat, yaitu mendeskripsikan proses
dan hasil penelitian dengan pembimbing, teman sejawat, dan dosen yang memiliki pengetahuan
mengenai judul penulis.
Maka, jelas bahwa melalui triangulasi, ketekunan
pengamatan dan pemeriksaan sejawatlah keabsahan data tentang “Penggunaan Bahasa
dalam Interaksi Antar Santri di Pondok Pesantren Raudlatul Mubtadiin” khususnya
dalam alih kode dan campur kode dapat dibuktikan keabsahan datanya.
Comments
Post a Comment