”PETUALANGAN
BERBEDA MEMPRIHATINKAN”
Pembicaaraan empat sahabat
berlangsung seru di salah satu rumah empat sahabat tersebut. Mereka sedang
merencanakan kemana mereka akan berlibur pada liburan sekolah kali ini. Alvian,
Bujang, Rohman, dan Nurul. Itulah empat sahabat yang sedang asyik mengobrol di
rumah Bujang, mereka bingung tempat mana yang akan mereka kunjungi pada liburan
sekolah kali ini.
“gimana
kalau kita pergi ku hulu sungai saja,
pergi memancing di sana, di sana kan masih
ada hutan yang rindang di
sepanjang sungai, sekalian melihat pemandangan hutan yang asli gitu yang
pohonnya gede-gede, gak seperti di sekitar rumah kita yang ada hanya hutan
produksi”. ucap Alvian memulai pembicaraan
“benar
juga, saya setuju kalau kita berempat
pergi ke hulu sungai pergi memancing, siapa tau kita nanti dapat banyak ikan di
sana, di sana kan masih jarang orang memancing dan memasang pukat apalagi
nyetrum dan memasang racun ikan (tuba)”. Sambung Bujang mengiyakan perkataan
temannya.
“kalau
kamu sih setuju Jang”. !, kan itu memang hobi kamu, kalau menurut aku sih
gimana kalau pergi masuk hutan saja?,
jelajah hutan gitu cari pengalaman disana”. Sambung Rohman dengan nada tinggi karena
berbeda tujuan dengan Bujang
Alvian
menjawab usulan Rohman dengan nada enteng
“memang
mau cari pengalaman apa di dalam hutan..? kalau cari lebah madu atau anggrek
hutan pasti ada namanya juga hutan, hahaha
Rohman
pun menambahkan perkataan Alvian. “bukan ke kota aja yang cari pengalaman, ke
hutan pun juga ada pengalamannya, kalau kamu sewaktu-waktu pergi ke hutan dan
tersesat kamu kan bisa menggunakan pengalaman kamu biar cepat bisa keluar dari
hutan itu”.
“
benar juga ya,,,, ya udah gimana kalau besok kita memancing sekalian pergi ke
hutan, Rul…! Nurul, kamu mau ikut tidak
pergi ke hulu sungai besok..???”. Alvian mengiyakan perkataan Rohman dan
memanggil Nurul yang sedari tadi melamun.
“ya
maulah kita kan teman masak aku gak ikut kalian pergi liburan ke hulu sungai,,
emang yang mau pergi ke hulu sungai udah sepakat semua niiih???? Kan kalian
berdua aja yang dari tadi ngobrol”. Nurul hanya menjawab dengan enteng.
Bujang
pun kembali bertanya untuk meminta persetujuan mereka “gi mana jadi enggak
niiih…??? Kalau kita jadi yang mau pergi ke hulu sungai kita pakai klotok
(sampan yang di beri mesin) punya ayahku saja, gimana jadi enggak nii…???,
Nurul, Rohman ??? jadi tidak kalian ikut ke hulu sungi besok???”. Alvian juga
ikut meminta persetujuan pada mereka.
“oke!!!”.
Jawaban Nurul. “ikut dong!!! Masak kalian pergi senang-senang memancing aku
diam di rumah,,, galau jadinya nanti…. Hahahahahaa”. Rohman pun setuju untuk
ikut.
“oke!!! Kita putuskan kalau besok kita
berempat pergi ke hulu sungai untuk memancing mengisi liburan sekolah”. Kata
Alvian.
“oia,,,
besok bawa peralatan apa aja yang mau pergi memancing???”. Rohman angkat bicara
untuk menanyakan bekal yang akan dibawa besok.
Bujang
menjawab dengan guyonan dan tawanya. “bawa peralatan perang dan juga bawa
peralatan medis dan jangan lupa bawa uang yang banyak nanti belanja di
sana!!!hahahahahahahahahaha, Gimana sih kamu kalau mau pergi memancing ya bawa
alat pancing masak bawa alat untuk main golf”.
Rohman
menjawab dengan tenang perkataan Bujang. “yaaaa,, bukan begitu maksud ku,,,
tapi kan kita mau pergi ke hulu sungai, kan kita lama disana,, munkin mau bawa
tikar buat sholat, bekal buat makan, senjata tajam buat jaga-jaga kalau-kalau
ada hewan buas yang menyerang kita nantinya gimana???”.
“yaaaa,,, bawa peralatan yang dibutuhkan
disana ya seperti apa yang kamu sebut tadi, Ya sudah kita putuskan siapa-siapa
yang akan bawa peralatan besok tapi alat pancing bawa sendiri-sendiri,, Rohman,
kamu besok mau bawa peralatan apa kesana?”. Bujang lalu angkat bicara untuk
memutuskan siapa saja yang akan membawa bekal.
“saya mau bawa tikar aja buat duduk di tepi
sungai, masak kita duduk di klotok terus kan gak leluasa kalau di klotok terus,
kan kita bisa nyantai di bawah pohon gitu”. Dengan semangat Rohman menjawab.
Bujang
pun melanjutkan perkataannya. “oke,, kamu bawa yang kamu sebutin tadi,, kamu
Alvian, mau bawa apa???”.
“aku
bawa apayaaaa??? Aku bagian bawa bekal aja buat makan kita nanti disana,
hehehe”. Alvian menjawab dengan enteng.
Lalu
Bujang bertanya pada nurul bekal apa yang dibawa. “nurul kamu mau bawa apa
besok ???”.
Nurul
hanya menjawab dengan enteng. “aku bawa
bahan bakar aja buat mesinnya besok???”.
Bujang
pun menyebutkan apa yang akan dibawa besok. “oke, aku urus kendaraan yang akan
kita gunakan untuk pergi kesana dan alat peralatan lainnya, oia besok pagi-pagi
sekali kalian ngumpul disini, oke”.
“OKE,!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”.
(mereka bertiga menjawab dengan serentak)
Pagi-pagi
sekali mereka sudah berkumpul di rumah bujang untuk berangkat ke hulu sungai
denga membawa bekal dan peralatan yang mereka sepakati kemarin, mereka berempat
berangkat dengan alat transportasi yang di pinjam ke ayah bujang, dengan
perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 30 menit mereka sampai di hulu
sungai mereka pun mempersiapkan alat pancingan masing-masing dan segera
memancing.
“horeeee..!!!
aku dapat ikan lumayan besar nihhh!!!”. terikan ujang memecah keheningan ketiga
teman ujang.
Keberuntungan
ujang di susul ketiga teman ujang, mereka berempat tampak senang dengan hasil
pancingan mereka hari ini, setelah agak siang mereka menepi untuk beristirahat
ditepi sungai dan makan bekal yang mereka bawa, setelah mereka selesai
beristirahat mereka melanjutkan memancing, setelah agak sore mereka pulang
dengan hasil yang memuaskan.
Rohman
angkat bicara untuk meminta persejuan teman-temannya untuk pergi lagi besok “kalau
hasil memancing kita seperti ini terus, kita harus sering kesini aku senang
sekali dengan hasil kita hari ini, gimana kalau kita besok pergi kesini
lagi Setuju tidak…???”
Alvian,bujang,
dan nurul menjaawab dengan serentak. “SETUJU…!!!!!!!”.
Keesokan
harinya mereka berempat berangkat ke hulu sungai untuk memancing, tapi keadaan
telah berubah. Akibat hujan semalam yang terjadi di hulu sungai air berubah
menjadi keruh dan berarus deras, setelah memancing sekian lama tidak
mendapatkan hasil, mereka beristirahat di pinggir sungai,
“gimana
ini Jang kita sudah lama disini, tapi enggak dapat satu ikan pun…???”. Alvian
mulai menggerutu karena belum dapat satu ikan pun.
“ini karena hujan yang terjadi
semalam airnya jadi keruh, inilah yang terjadi bila hujan turun
disini”. ujang memberi penjelasan.
Nurul mulai bicara dengan keheranannya
dengan keadaaan sungai. “kalian liat ada
yang aneh tidak di sungai itu..???”.
“emamg ada apa di sungai itu Rul…???”.
Rohman bertanya.
“coba kalian perhatikan banyak kayu
gelondongan yang ikut arus air ???”. Nurul menunjuk ke beberapa gelondongan
kayu yang hanyut di sungai.
Alvian membenarkan perkataan Nurul
dengan penuh tanda Tanya. “ benar juga banyak kayu yang hanyut, tapi dari mana
kayu-kayu itu???”.
“pasti karena hujan semalam, munkin di
hutan terjadi banjir yang mengakibatkan kayu-kayu itu terbawa arus air”. Bujang
menjelaskan.
.
“benar juga itu ! gimana kalau kita pergi ke hutan untuk melihatnya
???”. Nurul membenarkan dan mulai mengajak teman-temannya untuk masuk hutan.
“iya
ayo cepet kita liat kedalam hutan..!!!”.
Alvian menjawab dengan semangat.
“kita
sepertinya tidak bisa masuk hutan sekarang karena kita tidak membawa
perlengkapan buat masuk hutan, lagi pula
hari ini mau turun hujan, kita urungkan saja niat kita yang mau masuk kedalam
hutan, kalau kita mau masuk hutan kita butuh persiapan yang matang agar tidak
menyesal akhirnya, kalau kita mau masuk hutan besok saja gimana???”. Bujang pun
menahan mereka untuk masuk hutan karena berbahaya.
”
OKE..!!!!”. Rohman menjawab dengan
semangat diikuti kedua temannya.
Keesokan
harinya mereka berangkat ke hulu sungai, Perjalanan menuju hulu sungai
mengalami hambatan karena banyak eceng gondok dan gelondongan kayu yang hayut
terbawa arus, setelah melewati waktu kurang lebih satu jam mereka akhirnya
sampai di hulu sungai, setelah mereka turun dari klotok mereka bersia-siap
untuk menjelajah hutan.
“kita
mau lewat mana yang mau masuk hutan, kita kan enggak tahu tempat ini?”. Bujang
bertanya kepada teman-temannya.
“bukannya dulu disini ada orang yang menebang
hutan untuk di ambil kayunya dan di jual, pastinya ada jalan setapak masuk
kedalam hutan, kita cari aja jalan itu mudah-mudahan masih ada”. Rohman
menjelaskan.
Setelah
mereka berjalan mengitari pinggir sungai mereka menemukan jalan setapak masuk
kedalam hutan, jalan setapak ini biasa digunakan para pekerja untuk mengangkut
kayu dari dalam hutan tapi sudah lama tidak digunakan, jalan setapak tersebut
sudah ada yang di tumbuhi semak belukar.
“kita lewat jalan setapak ini saja, jalan ini
kan dekat dengan tempat kita menepi tadi”. Rohman mengajak teman-temannya untuk masuk hutan
melewati jalan setapak yang pernah di lewati para penebang kayu.
”oke,,,,
kamu yang jalan di depan Man,,,!”. Alvian menyuruh Rohman untuk jalan paling
depan.
Bujang
angkat bicara agar Rohman berjalan paling depan “ia kamu lebih faham tentang
hutan dari pada kami bertiga”.
“itu mah bukan masalah bagiku,, oia kamu di
belakangku saja Rul enggak usah jauh-jauh nanti kamu hilang lagi di telan
hutan,,hahahaha”. Rohman menjawab sambil ngeledek Nurul.
Nurul
menjawab dengan nada kesal. “emang aku
anak kecil, emang ada hutan makan orang????”.
“enggak
ada sih tapi takutnya kamu hilang nanti gimana”. Rohman denngan nada bergurau.
Nurul
tidak merespon apa yang dikatakan Rohman, semakin dalam mereka masuk kedalam
hutan semakin terasa suasana hutan yang tenang, sesekali terdengar suara burung
yang merdu di kejauhan sana, mereka di sugukan pemandangan rindangnya hutan dan
aneka pohan besar yang menjulang tinggi dan aneka anggrek hutan yang mereka
temui, buah-buah hutan yang sangat menarik dan membuat mereka untuk memakan
buah tersebut,
“kita
istirahat dulu sudah capek rasanya dari tadi kita berjalan, o..iya kalian
jangan sembarangan makan buah hutan yang ada
disini kebanyakan buah hutan itu tidak bisa di makan manusia, makanya
jangan sembarangan”. Rohman meminta beristirahat sambil makan apa yang mereka
temukan di hutan.
“ia ia ia kami takkan sembarangan, lagi pula
kita kan bawa bekal dari rumah jadi jangan khawatir”. Alvian menjawab dengan
enteng.
“liat
di atas pohon itu ..!!!”. Bujang teriakan ujang memecah keheningan hutan.
“ada apa jang …???!!!”. Nurul bertanya.
“liat , di atas pohon itu ada seekor burung
liat…!!!”. Bujang menjawab sambil menunjuk ke arah burung yang bertengger di
atas kayu.
“benar
ada seekor burung kira-kira itu burung apa yaa…????”. Rohman membenarkan sambil
bertanya.
“burung
nya pindah ayoi kita kejar kan jarang-jarang kita liat burung seindah itu”.
Bujang mengajak teman-temannya untuk mengejar burung tadi.
Mereka
berempat segera mengejar burung yang berpindah-pindah dari pohon satu ke pohon
lainnya, setelah sekian lama mereka mengejar burung tersebut mereka kehilangan
jejak burung itu, karena mereka kelelahan mereka beristirahat di bawah pohon
yang rindang. Setelah meraka cukup lama beristirahat di bawah pohon tersebut
salah seorang dari mereka memutuskan untuk memanjat pohon tersebut untuk
melihat pemandangan sekitar
Nurul
memecahkan keheningan dengan teriakannya. “hei
kalian bertiga coba liat dari sini apa yang aku lihat…!!!”.
“emangnya kamu liat apa Rul..???”. Alvian
bertanya.
“sepertinya
hutan di sebelah sana sudah tidak ada lagi…!!!”. Nurul menjelaskan.
“emang hutannya di telan bumi apa..!!!!”.
Rohman bertanya dengan nada guyon.
“lihat
saja kalau kalian tidak percaya …!!!”. Nurul kembali menjelaskan.
.
“benar…!!! disana kelihatan sudah lapang tidak
ada hutan lagi di sana..!!! ayo kita kesana untuk memerikasanya…!!!”. Bujang
pun memanjat pohon dan melihat apa yang di bicarakan Nurul.
Mereka
berempat bergegas memeriksa belahan hutan tersebut, setelah mereka sampai dan
melihat apa yang ada di depan mereka, mereka
terdiam cukup lama, melihat bagian hutan itu sudah tidak ada yang ada hanya
bekas penebangan hutan dan tanah kosong yang sangat luas.
“
WAW………. Aku tidak bermimpikan dengan apa yang aku lihat ini, siapa yang mampu
membabat hutan seluas ini, sejauh mata memandang kedepan hanya tanah lapang
yang ada”. Alvian berkata dengan keheranan dengan apa yang terjadi pada hutan.
“pantas
banyak kayu yang hanyut ternyata kayu-kayu itu berasal dari sini”. Nurul
menjelaskan asal muasal kayu yang ada di sungai yang hanyut.
Bujang
bertanya. “apa kalian melihat aktivitas manusia…????”.
“tidak .. tidak ada aktivitas manusia di
sekitar sini”. Rohman menjawab pertanyaan Bujang.
“gimana kalau kita periksa kesana”. Nurul
sambil menunjuk ke arah depan.
“hari
sudah sore nih apalagi mau turun hujan, apa kita masih mau kesana…???”. Bujang
mengajak teman-temannya untuk pulang.
“lain
kali saja, sekarang kita pulang saja”. Alvian pun mengajak pulang.
Mereka
berempat pulang dengan rasa penasaran di pikiran mereka masing-masing. Siapa
yang menebang hutan, untuk apa hutan itu di tebang,? Keesokan harinya mereka
tidak bisa pergi kehulu sungai karena
hujan yang turun sejak pagi hari, keesokan harinya mereka tidak bisa pergi juga
karena klotok yang di pinjam ke ayah Bujang, dipakai oleh ayahnya, di sore itu
mereka berkumpul untuk mencari jawaban tentang penebangan hutan di hulu sungai
tersebut,
“bagaimana
kita tahu tentang penebangan hutan itu…????”. Alvian bertanya.
“iya bagaimana ini????”. Nurul juga bertanya.
“kita
cari tahu dari warga saja mungki salah satu warga kita ada yang tahu siapa yang
menebang hutan itu”. Rohman mengajak teman-temannya untuk mencari warga yang
tahu tentang hutan itu.
“
bagus juga idemu, tapi siapa ya?????”. Bujang juga bertanya.
Mereka
berempat berfikir siapa kira-kira yang tahu tentang daerah hulu sungai , tahu
pasti siapa yang menebang hutan disana, dan apa tujuan mereka…????
“aku
tahu gimana kalau kita nanti malam pergi kerumah Dodi bukannya dulu ayahnya
bekerja di hutan (hulu sungai)”. Nurul mengusulkan salah satu warga untuk di
Tanya.
Malam
harinya mereka berempat pergi kerumah Dodi untuk bertanya tentang hutan di hulu
sungai tersebut. Setelah sampai dirumah Dodi mereka langsung bertemu dengan
ayah Dodi yang bernama Sudi,
“ada perlu apa kalian dengan saya…???”. Sudi
bertanya kepada empat sekawan itu.
“kami kesini ingin bertanya tentang hutan yang
ada di hulu sungai, kami kemarin masuk kedalam dan menemukan hutan yang ada di
bagian dalam sudah tidak ada, sudah di tebang???”. Bujang menjelaskan maksud kedatangan
mereka.
“kalian juga tahu tentang hutan itu, yang
menebang hutan itu adalah perusahaan menurut yang bapak dengar itu buat menanam
sawit”. Sudi sedikit menjelaskan.
“o..iya mereka datang dari mana ???”. Nurul
bertanya.
“mereka datang dari timur sana daerah Bangka, karena
daerah itu sudah maju truk-truk sudah bisa masuk kedalam, mereka menembus hutan
dan menebang hutan itu sampai ke daerah hulu sungai sana, tapi hutan yang di
tebang tidak sampai pinggir sungai mereka membatasinya, kira-kira satu kilometer
dari sungai”. Sudi kembali menjelaskan.
“tapi itu kan merusak hutan namanya..???”.
Rohman bertanya.
“mereka ini adalah perusahaan besar, kalian
tahu sendiri Negara kita yang semrawut ini, dengan uang mereka bisa mendapatkan
apa yang mereka inginkan”. Sudi menjelaskan lebih lanjut.
“kalau seperti ini bila hujan deras turun bisa
terjadi banjir bandang dong???”. Bujang bertanya.
“benar itu kalau sudah bigini kita yang kena
imbasnya, bila hujan turun arus air sangat kuat dan banjir menghatui para warga
bila musim hujan datang, kalau dulu yang namanya banjir itu jarang terjadi,
apalagi air yang berarus deras itu tidak ada. Makanya kalian sebagai penerus
bangsa belajar yang tekun untuk kebaikan bangsa kita agar tidak dibodohi oleh
orang yang hanya memikirkan dirinya sendiri, kalau bukan kalian yang mengubah
bangsa Ini nantinya siapa lagi”. Sudi kembali menjelaskan.
”iya
,,, kami akan bangkit untuk bangsa ini yang sedang sekarat oleh manusia-manusia
tidak bertanggung jawab”. Alvian berkata dengan semangat.
Akhirnya
mereka tahu siapa, dan apa tujuan mereka menebang hutan, setelah selesai
bertanya dengan ayah Dodi mereka pamit pulang karena sudah larut malam, dua
hari kemudian mereka masuk sekolah dan menjalani aktivitas seperti biasanya.
Oleh : Ahmad Darik
Status : Pelajar
Alamat : Jln. Sumber Ilmu, 127 Ganjaran,
Gondanglegi.
No Hp : 081555476737
E-mail : ahmad.alhuda12@gmail.com
Comments
Post a Comment