Entri yang Diunggulkan

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM INTERAKSI ANTAR SANTRI PON-PES RAUDLATUL ULUM I (Kajian Sosiolinguistik)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1                    Bentuk-bentuk Alih Kode Bentuk alih kode bahasa Madura ke dalam bahasa Indonesia yang ditemukan berupa kalimat antara lain kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat seru dan kalimat berita. 4.1.1         Alih Kode Kalimat Berita Alih kode struktur kalimat berita pada penelitian ini terdiri atas beberapa jenis  kalimat,  antara lain struktur kalimat aktif dan pasif. Struktur kalimat berita yang berbentuk kalimat aktif dan pasif banyak ditemui dalam percakapan yang   dilakukan antara petugas jam belajar pesantren dengan santri di waktu jam belajar berlangsung. Hal tersebut dapat diamati berikut ini: (4. 1 .1/ Ak.1) Santri           : Untuk pembacaan . Ustadzah    : Sudah? Kalo sudah sekarang, jelaskan tentan...

CERPEN PETUALANGAN



”PETUALANGAN BERBEDA MEMPRIHATINKAN”
            Pembicaaraan empat sahabat berlangsung seru di salah satu rumah empat sahabat tersebut. Mereka sedang merencanakan kemana mereka akan berlibur pada liburan sekolah kali ini. Alvian, Bujang, Rohman, dan Nurul. Itulah empat sahabat yang sedang asyik mengobrol di rumah Bujang, mereka bingung tempat mana yang akan mereka kunjungi pada liburan sekolah kali ini.
“gimana kalau kita pergi ku hulu sungai  saja, pergi memancing di sana, di sana kan masih  ada hutan yang rindang  di sepanjang sungai, sekalian melihat pemandangan hutan yang asli gitu yang pohonnya gede-gede, gak seperti di sekitar rumah kita yang ada hanya hutan produksi”. ucap Alvian memulai pembicaraan
“benar juga,  saya setuju kalau kita berempat pergi ke hulu sungai pergi memancing, siapa tau kita nanti dapat banyak ikan di sana, di sana kan masih jarang orang memancing dan memasang pukat apalagi nyetrum dan memasang racun ikan (tuba)”. Sambung Bujang mengiyakan perkataan temannya.
“kalau kamu sih setuju Jang”. !, kan itu memang hobi kamu, kalau menurut aku sih gimana kalau  pergi masuk hutan saja?, jelajah hutan gitu cari pengalaman disana”. Sambung Rohman dengan nada tinggi karena berbeda tujuan dengan Bujang
Alvian menjawab usulan Rohman dengan nada enteng
“memang mau cari pengalaman apa di dalam hutan..? kalau cari lebah madu atau anggrek hutan pasti ada namanya juga hutan, hahaha
Rohman pun menambahkan perkataan Alvian. “bukan ke kota aja yang cari pengalaman, ke hutan pun juga ada pengalamannya, kalau kamu sewaktu-waktu pergi ke hutan dan tersesat kamu kan bisa menggunakan pengalaman kamu biar cepat bisa keluar dari hutan itu”.
“ benar juga ya,,,, ya udah gimana kalau besok kita memancing sekalian pergi ke hutan,  Rul…! Nurul, kamu mau ikut tidak pergi ke hulu sungai besok..???”. Alvian mengiyakan perkataan Rohman dan memanggil Nurul yang sedari tadi melamun.
“ya maulah kita kan teman masak aku gak ikut kalian pergi liburan ke hulu sungai,, emang yang mau pergi ke hulu sungai udah sepakat semua niiih???? Kan kalian berdua aja yang dari tadi ngobrol”. Nurul hanya menjawab dengan enteng.
Bujang pun kembali bertanya untuk meminta persetujuan mereka “gi mana jadi enggak niiih…??? Kalau kita jadi yang mau pergi ke hulu sungai kita pakai klotok (sampan yang di beri mesin) punya ayahku saja, gimana jadi enggak nii…???, Nurul, Rohman ??? jadi tidak kalian ikut ke hulu sungi besok???”. Alvian juga ikut meminta persetujuan pada mereka.
“oke!!!”. Jawaban Nurul. “ikut dong!!! Masak kalian pergi senang-senang memancing aku diam di rumah,,, galau jadinya nanti…. Hahahahahaa”. Rohman pun setuju untuk ikut.
 “oke!!! Kita putuskan kalau besok kita berempat pergi ke hulu sungai untuk memancing mengisi liburan sekolah”. Kata Alvian.
“oia,,, besok bawa peralatan apa aja yang mau pergi memancing???”. Rohman angkat bicara untuk menanyakan bekal yang akan dibawa besok.
Bujang menjawab dengan guyonan dan tawanya. “bawa peralatan perang dan juga bawa peralatan medis dan jangan lupa bawa uang yang banyak nanti belanja di sana!!!hahahahahahahahahaha, Gimana sih kamu kalau mau pergi memancing ya bawa alat pancing masak bawa alat untuk main golf”.
Rohman menjawab dengan tenang perkataan Bujang. “yaaaa,, bukan begitu maksud ku,,, tapi kan kita mau pergi ke hulu sungai, kan kita lama disana,, munkin mau bawa tikar buat sholat, bekal buat makan, senjata tajam buat jaga-jaga kalau-kalau ada hewan buas yang menyerang kita nantinya gimana???”.
 “yaaaa,,, bawa peralatan yang dibutuhkan disana ya seperti apa yang kamu sebut tadi, Ya sudah kita putuskan siapa-siapa yang akan bawa peralatan besok tapi alat pancing bawa sendiri-sendiri,, Rohman, kamu besok mau bawa peralatan apa kesana?”. Bujang lalu angkat bicara untuk memutuskan siapa saja yang akan membawa bekal.
 “saya mau bawa tikar aja buat duduk di tepi sungai, masak kita duduk di klotok terus kan gak leluasa kalau di klotok terus, kan kita bisa nyantai di bawah pohon gitu”. Dengan semangat Rohman menjawab.
Bujang pun melanjutkan perkataannya. “oke,, kamu bawa yang kamu sebutin tadi,, kamu Alvian,  mau bawa apa???”.
“aku bawa apayaaaa??? Aku bagian bawa bekal aja buat makan kita nanti disana, hehehe”. Alvian menjawab dengan enteng.
Lalu Bujang bertanya pada nurul bekal apa yang dibawa. “nurul kamu mau bawa apa besok ???”.
Nurul hanya menjawab dengan enteng.  “aku bawa bahan bakar aja buat mesinnya besok???”.      
Bujang pun menyebutkan apa yang akan dibawa besok. “oke, aku urus kendaraan yang akan kita gunakan untuk pergi kesana dan alat peralatan lainnya, oia besok pagi-pagi sekali kalian ngumpul disini, oke”.
            “OKE,!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!!”. (mereka bertiga menjawab dengan serentak)
Pagi-pagi sekali mereka sudah berkumpul di rumah bujang untuk berangkat ke hulu sungai denga membawa bekal dan peralatan yang mereka sepakati kemarin, mereka berempat berangkat dengan alat transportasi yang di pinjam ke ayah bujang, dengan perjalanan yang memakan waktu kurang lebih 30 menit mereka sampai di hulu sungai mereka pun mempersiapkan alat pancingan masing-masing dan segera memancing.
“horeeee..!!! aku dapat ikan lumayan besar nihhh!!!”. terikan ujang memecah keheningan ketiga teman ujang.
Keberuntungan ujang di susul ketiga teman ujang, mereka berempat tampak senang dengan hasil pancingan mereka hari ini, setelah agak siang mereka menepi untuk beristirahat ditepi sungai dan makan bekal yang mereka bawa, setelah mereka selesai beristirahat mereka melanjutkan memancing, setelah agak sore mereka pulang dengan hasil yang  memuaskan.
Rohman angkat bicara untuk meminta persejuan teman-temannya untuk pergi lagi besok “kalau hasil memancing kita seperti ini terus, kita harus sering kesini aku senang sekali dengan hasil kita hari ini, gimana kalau kita besok pergi kesini lagi  Setuju tidak…???”
Alvian,bujang, dan nurul menjaawab dengan serentak. “SETUJU…!!!!!!!”.
Keesokan harinya mereka berempat berangkat ke hulu sungai untuk memancing, tapi keadaan telah berubah. Akibat hujan semalam yang terjadi di hulu sungai air berubah menjadi keruh dan berarus deras, setelah memancing sekian lama tidak mendapatkan hasil, mereka beristirahat di pinggir sungai,
“gimana ini Jang kita sudah lama disini, tapi enggak dapat satu ikan pun…???”. Alvian mulai menggerutu karena belum dapat satu ikan pun.
“ini karena hujan yang terjadi semalam  airnya jadi  keruh, inilah yang terjadi bila hujan turun disini”. ujang memberi penjelasan.
Nurul mulai bicara dengan keheranannya dengan  keadaaan sungai. “kalian liat ada yang aneh tidak di sungai itu..???”.
“emamg ada apa di sungai itu Rul…???”. Rohman bertanya.
“coba kalian perhatikan banyak kayu gelondongan yang ikut arus air ???”. Nurul menunjuk ke beberapa gelondongan kayu yang hanyut di sungai.
Alvian membenarkan perkataan Nurul dengan penuh tanda Tanya. “ benar juga banyak kayu yang hanyut, tapi dari mana kayu-kayu itu???”.
“pasti karena hujan semalam, munkin di hutan terjadi banjir yang mengakibatkan kayu-kayu itu terbawa arus air”. Bujang menjelaskan.
.  “benar juga itu ! gimana kalau kita pergi ke hutan untuk melihatnya ???”. Nurul membenarkan dan mulai mengajak teman-temannya untuk masuk hutan.
“iya ayo cepet kita liat kedalam hutan..!!!”.  Alvian menjawab dengan semangat.
“kita sepertinya tidak bisa masuk hutan sekarang karena kita tidak membawa perlengkapan  buat masuk hutan, lagi pula hari ini mau turun hujan, kita urungkan saja niat kita yang mau masuk kedalam hutan, kalau kita mau masuk hutan kita butuh persiapan yang matang agar tidak menyesal akhirnya, kalau kita mau masuk hutan besok saja gimana???”. Bujang pun menahan mereka untuk masuk hutan karena berbahaya.
” OKE..!!!!”.  Rohman menjawab dengan semangat diikuti kedua temannya.
Keesokan harinya mereka berangkat ke hulu sungai, Perjalanan menuju hulu sungai mengalami hambatan karena banyak eceng gondok dan gelondongan kayu yang hayut terbawa arus, setelah melewati waktu kurang lebih satu jam mereka akhirnya sampai di hulu sungai, setelah mereka turun dari klotok mereka bersia-siap untuk menjelajah hutan.
“kita mau lewat mana yang mau masuk hutan, kita kan enggak tahu tempat ini?”. Bujang bertanya kepada teman-temannya.
 “bukannya dulu disini ada orang yang menebang hutan untuk di ambil kayunya dan di jual, pastinya ada jalan setapak masuk kedalam hutan, kita cari aja jalan itu mudah-mudahan masih ada”. Rohman menjelaskan.
Setelah mereka berjalan mengitari pinggir sungai mereka menemukan jalan setapak masuk kedalam hutan, jalan setapak ini biasa digunakan para pekerja untuk mengangkut kayu dari dalam hutan tapi sudah lama tidak digunakan, jalan setapak tersebut sudah ada yang di tumbuhi semak belukar.
 “kita lewat jalan setapak ini saja, jalan ini kan dekat dengan tempat kita menepi tadi”. Rohman  mengajak teman-temannya untuk masuk hutan melewati jalan setapak yang pernah di lewati para penebang kayu.
”oke,,,, kamu yang jalan di depan Man,,,!”. Alvian menyuruh Rohman untuk jalan paling depan.
Bujang angkat bicara agar Rohman berjalan paling depan “ia kamu lebih faham tentang hutan dari pada kami bertiga”.
 “itu mah bukan masalah bagiku,, oia kamu di belakangku saja Rul enggak usah jauh-jauh nanti kamu hilang lagi di telan hutan,,hahahaha”. Rohman menjawab sambil ngeledek Nurul.
Nurul menjawab dengan nada kesal.  “emang aku anak kecil, emang ada hutan makan orang????”.
“enggak ada sih tapi takutnya kamu hilang nanti gimana”. Rohman denngan nada bergurau.
Nurul tidak merespon apa yang dikatakan Rohman, semakin dalam mereka masuk kedalam hutan semakin terasa suasana hutan yang tenang, sesekali terdengar suara burung yang merdu di kejauhan sana, mereka di sugukan pemandangan rindangnya hutan dan aneka pohan besar yang menjulang tinggi dan aneka anggrek hutan yang mereka temui, buah-buah hutan yang sangat menarik dan membuat mereka untuk memakan buah tersebut,
“kita istirahat dulu sudah capek rasanya dari tadi kita berjalan, o..iya kalian jangan sembarangan makan buah hutan yang ada  disini kebanyakan buah hutan itu tidak bisa di makan manusia, makanya jangan sembarangan”. Rohman meminta beristirahat sambil makan apa yang mereka temukan di hutan.
  “ia ia ia kami takkan sembarangan, lagi pula kita kan bawa bekal dari rumah jadi jangan khawatir”. Alvian menjawab dengan enteng.
“liat di atas pohon itu ..!!!”. Bujang teriakan ujang memecah keheningan hutan.
  “ada apa jang …???!!!”. Nurul bertanya.
 “liat , di atas pohon itu ada seekor burung liat…!!!”. Bujang menjawab sambil menunjuk ke arah burung yang bertengger di atas kayu.
“benar ada seekor burung kira-kira itu burung apa yaa…????”. Rohman membenarkan sambil bertanya.
“burung nya pindah ayoi kita kejar kan jarang-jarang kita liat burung seindah itu”. Bujang mengajak teman-temannya untuk mengejar burung tadi.
Mereka berempat segera mengejar burung yang berpindah-pindah dari pohon satu ke pohon lainnya, setelah sekian lama mereka mengejar burung tersebut mereka kehilangan jejak burung itu, karena mereka kelelahan mereka beristirahat di bawah pohon yang rindang. Setelah meraka cukup lama beristirahat di bawah pohon tersebut salah seorang dari mereka memutuskan untuk memanjat pohon tersebut untuk melihat pemandangan sekitar
Nurul memecahkan keheningan dengan teriakannya. “hei  kalian bertiga coba liat dari sini apa yang aku lihat…!!!”.
  “emangnya kamu liat apa Rul..???”. Alvian bertanya.
“sepertinya hutan di sebelah sana sudah tidak ada lagi…!!!”. Nurul menjelaskan.
  “emang hutannya di telan bumi apa..!!!!”. Rohman bertanya dengan nada guyon.
“lihat saja kalau kalian tidak percaya …!!!”. Nurul kembali menjelaskan.
.
 “benar…!!! disana kelihatan sudah lapang tidak ada hutan lagi di sana..!!! ayo kita kesana untuk memerikasanya…!!!”. Bujang pun memanjat pohon dan melihat apa yang di bicarakan Nurul.
Mereka berempat bergegas memeriksa belahan hutan tersebut, setelah mereka sampai dan melihat apa yang  ada di depan mereka, mereka terdiam cukup lama, melihat bagian hutan itu sudah tidak ada yang ada hanya bekas penebangan hutan dan tanah kosong yang sangat luas.
“ WAW………. Aku tidak bermimpikan dengan apa yang aku lihat ini, siapa yang mampu membabat hutan seluas ini, sejauh mata memandang kedepan hanya tanah lapang yang ada”. Alvian berkata dengan keheranan dengan apa yang terjadi pada hutan.
“pantas banyak kayu yang hanyut ternyata kayu-kayu itu berasal dari sini”. Nurul menjelaskan asal muasal kayu yang ada di sungai yang hanyut.
Bujang bertanya. “apa kalian melihat aktivitas manusia…????”.
 “tidak .. tidak ada aktivitas manusia di sekitar sini”. Rohman menjawab pertanyaan Bujang.
 “gimana kalau kita periksa kesana”. Nurul sambil menunjuk ke  arah depan.
“hari sudah sore nih apalagi mau turun hujan, apa kita masih mau kesana…???”. Bujang mengajak teman-temannya untuk pulang.
“lain kali saja, sekarang kita pulang saja”. Alvian pun mengajak pulang.
Mereka berempat pulang dengan rasa penasaran di pikiran mereka masing-masing. Siapa yang menebang hutan, untuk apa hutan itu di tebang,? Keesokan harinya mereka tidak  bisa pergi kehulu sungai karena hujan yang turun sejak pagi hari, keesokan harinya mereka tidak bisa pergi juga karena klotok yang di pinjam ke ayah Bujang, dipakai oleh ayahnya, di sore itu mereka berkumpul untuk mencari jawaban tentang penebangan hutan di hulu sungai tersebut,
“bagaimana kita tahu tentang penebangan hutan itu…????”. Alvian bertanya.
  “iya bagaimana ini????”. Nurul juga bertanya.
“kita cari tahu dari warga saja mungki salah satu warga kita ada yang tahu siapa yang menebang hutan itu”. Rohman mengajak teman-temannya untuk mencari warga yang tahu tentang hutan itu.
“ bagus juga idemu, tapi siapa ya?????”. Bujang juga bertanya.
Mereka berempat berfikir siapa kira-kira yang tahu tentang daerah hulu sungai , tahu pasti siapa yang menebang hutan disana, dan apa tujuan mereka…????
“aku tahu gimana kalau kita nanti malam pergi kerumah Dodi bukannya dulu ayahnya bekerja di hutan (hulu sungai)”. Nurul mengusulkan salah satu warga untuk di Tanya.
Malam harinya mereka berempat pergi kerumah Dodi untuk bertanya tentang hutan di hulu sungai tersebut. Setelah sampai dirumah Dodi mereka langsung bertemu dengan ayah Dodi yang bernama Sudi,
 “ada perlu apa kalian dengan saya…???”. Sudi bertanya kepada empat sekawan itu.
 “kami kesini ingin bertanya tentang hutan yang ada di hulu sungai, kami kemarin masuk kedalam dan menemukan hutan yang ada di bagian dalam sudah tidak ada, sudah di tebang???”. Bujang menjelaskan maksud kedatangan mereka.
 “kalian juga tahu tentang hutan itu, yang menebang hutan itu adalah perusahaan menurut yang bapak dengar itu buat menanam sawit”. Sudi sedikit menjelaskan.
 “o..iya mereka datang dari mana ???”. Nurul bertanya.
 “mereka datang dari timur sana daerah Bangka, karena daerah itu sudah maju truk-truk sudah bisa masuk kedalam, mereka menembus hutan dan menebang hutan itu sampai ke daerah hulu sungai sana, tapi hutan yang di tebang tidak sampai pinggir sungai mereka membatasinya, kira-kira satu kilometer dari sungai”. Sudi kembali menjelaskan.
 “tapi itu kan merusak hutan namanya..???”. Rohman bertanya.
 “mereka ini adalah perusahaan besar, kalian tahu sendiri Negara kita yang semrawut ini, dengan uang mereka bisa mendapatkan apa yang mereka inginkan”. Sudi menjelaskan lebih lanjut.
 “kalau seperti ini bila hujan deras turun bisa terjadi banjir bandang dong???”. Bujang bertanya.
 “benar itu kalau sudah bigini kita yang kena imbasnya, bila hujan turun arus air sangat kuat dan banjir menghatui para warga bila musim hujan datang, kalau dulu yang namanya banjir itu jarang terjadi, apalagi air yang berarus deras itu tidak ada. Makanya kalian sebagai penerus bangsa belajar yang tekun untuk kebaikan bangsa kita agar tidak dibodohi oleh orang yang hanya memikirkan dirinya sendiri, kalau bukan kalian yang mengubah bangsa Ini nantinya siapa lagi”. Sudi kembali menjelaskan.
”iya ,,, kami akan bangkit untuk bangsa ini yang sedang sekarat oleh manusia-manusia tidak bertanggung jawab”. Alvian berkata dengan semangat.
Akhirnya mereka tahu siapa, dan apa tujuan mereka menebang hutan, setelah selesai bertanya dengan ayah Dodi mereka pamit pulang karena sudah larut malam, dua hari kemudian mereka masuk sekolah dan menjalani aktivitas seperti biasanya.

Oleh               : Ahmad Darik
Status             : Pelajar
Alamat            : Jln. Sumber Ilmu, 127 Ganjaran, Gondanglegi.
No Hp             : 081555476737
E-mail             : ahmad.alhuda12@gmail.com

Comments

Popular posts from this blog

NASKAH TEATRIKAL PUISI "KARAWANG-BEKASI" KARYA CHAIRIL ANWAR

NASKAH TEATRIKAL PUISI (Dialog Bukit Kamboja)

PUISI TENTANG GURU/KIYAI: SANG LENTERA