Entri yang Diunggulkan

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM INTERAKSI ANTAR SANTRI PON-PES RAUDLATUL ULUM I (Kajian Sosiolinguistik)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1                    Bentuk-bentuk Alih Kode Bentuk alih kode bahasa Madura ke dalam bahasa Indonesia yang ditemukan berupa kalimat antara lain kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat seru dan kalimat berita. 4.1.1         Alih Kode Kalimat Berita Alih kode struktur kalimat berita pada penelitian ini terdiri atas beberapa jenis  kalimat,  antara lain struktur kalimat aktif dan pasif. Struktur kalimat berita yang berbentuk kalimat aktif dan pasif banyak ditemui dalam percakapan yang   dilakukan antara petugas jam belajar pesantren dengan santri di waktu jam belajar berlangsung. Hal tersebut dapat diamati berikut ini: (4. 1 .1/ Ak.1) Santri           : Untuk pembacaan . Ustadzah    : Sudah? Kalo sudah sekarang, jelaskan tentan...

KUMPULAN PUISI: ANTOLOGI PUISI PBSI SEMESTER 3 IAI AL-QOLAM


                                 SENJA YANG HILANG
 
di kala senja telah redup
malam  tak berbintang  dan  tanpa  cahaya  sang  rembulan
pagi datang di sambut dengan pilu,

hari-hariku kini hanyalah sebuah cerita suram berkepanjangan

kini senja telah datang kembali,  tapi tidak seperti hari kemarin.

senja yang datang sekarang hanyalah senja sebagai pengisi di sore hari tidak seperti senja kemarin

kini ku kehilangan senja ku untuk selamanya.

 
MAWAR PUTIH

lelah jiwa ini mengarungi lautan cintamu
lautan cinta yang penuh liku dan tanda tanya
cinta ini menciptkan semangat untuk mengarungi lautan
apalah arti dari kemenangan tanpa adanya rintangan

mawar putihku kau takkan tergantikan
meskipun dengan beribu-ribu bunga
dan dengan mawar merah sekalipun
kau tetaplah mawar putihku

sebesar apapun rintangan menghadang
akan ku hadapi dengan kesabaran dan keteguhanku
sebesar apapun lautan akan bisa kita arungi
bila kita bersama untuk mencapai kemenangan

ingatlah mawarku nafasmu adalah nafasku
semangatmu adalah semangatku
kekuatanmu adalah kekuatanku
mawarku kau takkan tergantikan

meskipun berjuta-juta bunga tumbuh
tapi hanya kau mawar putih yang tumbuh di hatiku
hati yang dulunya gersang kini berubah
menjadi sebuah taman yang hijau subur
yang hanya tumbuh mawar putih
yang tak kan pernah tergantikan.



LAGI-LAGI AKU
By: Abdul Qodir

Malam itu membawaku terbang
Di singgasana kebahagiaan
Di pelataran nirwana sana
Rembulanpun merah jambu
Tersirat garis wajahmu
Tersenyum goda imajiku

Aku tahu
Kau tak lagi debu yang menderu kalbu
Aku berbisik terhadap tuhan
Sambil tekuk lututku
Disela lantai penjara suci ini
Agar dia jadikan abadi

Kisah engkau dan aku seperti kali ini
Kala malam tersenyum
Ilalang tersenyum
Seisi alam pun, tersenyum
Karena engkau tak lagi fatamorgana
Yang hanya mengkristalkan air mata duka…!

SIANG INI
By: Abdul Qodir

Ku coba ratapi senyuman alam
Angin panas mneyengat  tubuhku
Gerah ...

Suasan alam saat ini
Membuatku tertawa lena
Manusia dengan berbagai coraknya
Coba unjuk gigi entah apa yang  ada dalam pikirannya

Gerah ...
Lagi-lagi membuat hatiku kacau tak menentu
Ahhh...
Ada  apa dengan alam ku

Ku coba titipkan salam pada angin
Tak ada jawaban
Ku coba titipkan rindu pada awan
Tak ada tanggapan

Uhhhh...
Dunia ku.....
Dunia  tak bermentari
Kesalahan apa lagi ini

Raungan cercaan anak adam
Bergema dimana-mana
Mereka marah ...
Kalap...dengan janji sang penguasa dunia

Batinku terasa sempit
Aku tak tahan merasakan tangisan anak adam
Aku tak kuasa meratapi nasib mereka
Ya... janji... tinggal...janji

TANYA DALAM RISAU
By: Abdul Qodir

Kemarin malam
Saat malapetaka datang tak bersalam
Bias lampu tepi pantai
Menjelma api dalam salju
Angina yang katanya hawa firdaus
Menjelma jadi ifrit

Namun tak kuasa aku menghindar
Barangkali ini sebuah lorong
Untuk menguak kesadaranku
Malam itu terasa ganjil
Tarian dayang dan shimponi lagu tak lagi merdu

Alampun turut muram durja
Mungkin saja aku buta kebenaran
Ada desah, ada tangis tanpa air mata
Ada tawa tanpa canda
Mengapa meski terjadi
Ah… sudahlah biarkan saja

IBU PERTIWI
By: Abdul Qodir

Jingga tak lagi merona di ufuk barat
Sang teja tak lagi gariskan lukisan Nirwana
Tetes embun pagi enggan hembuskan hawa surga
Burung-burung pun, enggan lantunkan melodi cinta

   Alamku mulai kusam
   Deraian air hujan tak seramah kala itu
   Gemericik air tak semerdu dulu
   Gaungan bangsaku tak seelok waktu dulu
   Yang dipuja seluruh jagat raya ini

Ibu pertiwi pucat pasi
Bagai jiwa terpisah dari raga
Diterpa angin keserakahan tangan-tangan tak berbudi.






JALAN KEHIDUPANKU
 (Abror Mushafi)
Keadaan sekarang gak seperti dulu
Dan semuanya mengalami suka dan duka
Kehidupanku ku jalani dengan semampuku
Karena semunya itu hanyalah sementara

Tahun bertahun sudah berlalu
            Hari demi hari sudah terlalui
          Kini jalan kehidupanku telah terjadi
                  Dan tinggalah kini kenangan-kenanganku

Kini aku sadar………….
Dan aku mulai berfikir……….
            
              Bahwa semua kehidupan itu berliku-liku
Dan harus sabar untuk menjalaninya   
             Aku belajar dari kehidupanku yang dulu
               Demi masa depan tuk menggapai cita-cita


KESEDIANKU

Ketika hujan membasahi bumi
Merintih nangis dalam benakku
Ketika cinta menghancurkan hati
Membawa duka dalam jiwaku

Takdir hidup yang aku jalani
Berjalan dengan penuh kesakitan
Tapi semua itu harus kulewati
Bagaikan nahkoda yang berjuang di tengah lautan

Akan datang penenang hati
Yang akan menemani dalam kesedianku

 Kebahagiaan akan kudapatkan
Walau harus menguras air mata
                                          Kesedihan akan segera sirna
      Demi arti cinta yang sesungguhnya
By: Abror M.


Kegelisahan
(PUISI AGUS SHAFI)
  Tuhan……
kenapa Cinta itu begitu rumit
hingga aku jauh terbawa akan dosa
kutanya pada semua mahluk Mu tiada  jawaban
Cuma Kau Tuhan
yang tau akan kegelisahanku
Cinta itu apa Tuhan……
jelaskan kepada hamba Mu ini yang rapuh
aku takut cinta ini akan menghitam
tanpa putih seakan akan aku bukan ciptaan Mu
Tuhan aku terpuruk
kuterbelenggu di gelelapan hati dan nafsu menjadi satu
hingga aku jauh dari kebenaran  Mu
maka tunjukkanlah aku
jalan cinta yang kau ridhoi
dan berikanlah aku secercah harapan
hingga aku melihat
surgamu
Rinduku…….
Malam ini
Angin mulai menyentuhku dengan hembusan kelembutan
membuat detak ini semakin menggetarkan jiwaku

Tapi kerinduanku……
ia tetap saja berada di hatiku
hingga menjadi akar yang menjalar hingga ke otakku

Kasih…….
tahukah kau, rindu ini membuat ku lemah tak berdaya
membuat hatiku membusuk dan bernanah
Sakit sekali menahan rindu ini
kapan rindu ini berhenti menyayat batinku
entah sampai kapan…….
Hati
Hati hati dengan hati karena
hati tak ingin di sakiti, pahamilah
hati jika kau ingin mengerti hati,
hati tak bisa kau baca tapi bisa kau rasakan,
hati akan selalu ada,
hati kau putih tak akan menghitam tapi fikiran yang akan mengotori hati,
hati hati dengan hati hati
By: Agus Shofi


                           
TUHAN
(Oleh: AHMAD DARIK)

Tuhan
Dengan kuasaMu aku ada
Dengan kuasaMu aku tiada
Dengan kuasaMu aku berbuat
Dengan kuasaMu aku beribadah
Tuhan
Dengan ilmuMu aku berkarya
Dengan ilmuMu aku berusaha
Dengan ilmuMu aku berjaya
Tuhan
Diri ini adalah milikMu
Jiwa ini adalah milikMu
Nafas ini adalah milikMu
Tuhan
Hanya kepadaMu aku menyambah
Hanya kepadaMu aku beribadah
KarenaMu aku ada dan tiada

AKU INGIN TAHU
Dalam hidup aku ingin tahu
Karena ingin tahu aku mencari tahu
aku mencari tahu dengan belajar tahu
Dengan belajar aku menjadi tahu apa yang tidak kutahu
Semakin belajar semakin aku tahu
Semakin aku tahu semakin pula aku tidak tahu
Semakin aku tidak tahu, aku semakin mencari tahu
Setelah aku mencari tahu, aku menjadi tahu
Bahwa aku banyak yang tidak tahu

DOA
Tuhan
aku tak ingin pulang
Sebelum aku berhasil

INGIN DAN TAKUT
Hidup takut mati
Mati ingin hidup
Hidup ingin mati
Mati takut hidup
Hidup pasti mati
Mati pasti hidup
Mati dalam kehidupan
Hidup dalam kematian

FANA
Semua yang didunia fana
Semua yang didunia binasa
Kehidupan dunia hanya drama
Kaya dan miskin sama
Yang muda akan jadi tua
Yang ada akan jadi tiada
Dunia hanya sementara
Semuanya serba fana

SAMA
Manusia binatang malaikat
Manusia malaikat binatang
Malaikat manusia binatang
Malaikat binatang manusia
Manusia sama dengan binatang
Manusia sama dengan malaikat
Manusia, binatang, malaikat sama

aku tak bisa
aku tak bisa hidup tanpaMu
aku tak berdaya tanpaMu
aku tak bisa apa apa tanpaMu
tapi aku bisa segalanya tanpa dia

SEBUAH NAMA
Sebuah nama buatku tersenyum
Sebuah nama buatku termenung
Sebuah nama buatku terlena
Sebuah nama buatku terjaga
Sebuah nama buatku bersedih
Sebuah nama buatku menangis
Terima kasih

Selamanya
Cinta dan derita
purnama tanggal satu


MAWAR LANGKA
Ketika aku berjalan jalan ke sebuah kebun bunga,
mencari cari bunga yang aku suka

Dikebun itu aku melihat banyak mawar
Mawar mawar itu terlihat sangat segar, mempesona
Namun mawar mawar itu banyak durinya dan berbisa,

mawar mawar itu sangat mudah dijangkau oleh kumbang,
karena letaknya yang terlalu tampak dan baunya yang semerbak
membuatnya mudah di temukan oleh kumbang
Setelah aku sampai di tengah tengah kebun dan aku mulai lelah,
aku melihat mawar yang lain dari pada yang lain,
ia tak berduri, baunya tidak menyengat,
hingga ia tidak mudah ditemukan oleh kumbang,

dia tak mudah dijangkau oleh kumbang
karena ia tertutupi oleh daunnya
dan tertutupi oleh mawar lain

Tapi sayang,
sulit bagiku untuk memetiknya,
bahkan mustahil aku bisa  memetiknya

Dia terletak di tepi jurang yang sangat dalam
aku takut untuk mendekatinya, apalagi memetiknya
aku hanya bisa melihatnya tanpa bisa memilikinya



SURYA KEHIDUPAN
Ibu…
Sungguh mulia hatimu
Sungguh besar jasamu

Biar susah sangat kau mengandungku
kau Tak mengeluh
kau Tak pamrih

Sembilan bulan kau Mengembanku
Mengemban jiwa dan ragaku Dalam perutmu
kau Pertaruhkan hidupmu untukku

karena menahan Sakit dalam perutmu
Hingga menetes air matamu

Susah sungguh Perjuanganmu
Besar sungguh Pengorbananmu
Untuk melahirkanku

Namun kau Tak mengeluh
kau Tak pamrih

setelah aku Terlahir
kau tesenyum
sambil Mengucap syukur

Ibu…
kau
Adalah surya kehidupanku
kau pelita hidupku
kau wakil Tuhanku

dari air susumu darah dagingku
dari kasih sayangmu jiwa ragaku
dari pengorbananmu kehidupanku

Ibu…
Doa doamu selalu mengalir untukku
Bagaimana aku bisa Membalasmu?
Membalas jasa jasamu?
Ibu…
Jasa jasamu
Tak kan terbalaskan untuk selamanya.

MENUNGGU
aku selalu menunggu
menunggu sesuatu
yang tak tentu
tak tentu karena tak tahu
tak tahu apa yang ku tunggu

AKHIR PENANTIAN
Tatkala tiba diujung penantian
dan ku terima bagianku

Tak ada yang bisa menambah atau mengurangi

tak ada yang bisa dilakukan
aku lemah tak berdaya

dan tatkala tiba di tempatku
tak ada yang bisa  membantah
tak ada yang bisa membantu
hanya Dia yang bisa
aku pasrah tanpa usaha

jika dibolehkan
aku ingin lebih baik lagi

TAK SELAMANYA
Gunung tak lembah.
Lembah tak gunung.

Laut tak darat.
Darat tak laut.

Hidup tak hidup.
Mati tak mati.
Tak selamanya.

JIWAKU
Lidah mentari menjilat tubuhku
Panasnya meluluhkan hatiku
Yang telah lama membeku
Karena peristiwa masa lalu
Yang suram dan kelabu

Angin sepoi sepoi menyapaku
Sejuknya mendamaikan hatiku
Yang telah lama berseteru

Terimakasih Tuhanku
Atas karuniaMu.

DERITA GADIS MISKIN
Fana…
Kemana kau hendak berlalu
Menyusuri langit biru
Membawa hati yang pilu
Kau berburu di samudra hidup

Kau berlari…
Berlari…
Tanpa ada yang perduli
Walau kau terjatuh ke laut keruh

Kau merintih perih dalam hati
Kau bekerja tiap hari
Hanya untuk sesuap nasi

Walau keringat mengucur membasahi
Terik mentari menyinari
Kau tak perduli
Kau tak berhenti

Fana…
Perjuanganmu menyentuh hati
Kau patut diteladani

KUCING KUCING KELAPARAN
Kucing kucing yang kelaparan
mencari nasi dari tong satu ke tong yang lain.
Setiap hari setiap malam tak pernah menyerah
mengharap belas kasihan dari orang yang lewat.
Tak jarang mereka diusir, Ditendang
dan dilempari batu
hingga mereka lari terbirit birit
sambil menjerit kesakitan.

Betapa kejamnya orang orang itu,
sudah enggan memberi masih menghinakan mereka.
Tapi mereka tetap tak berputus asa
mengharap karunia dari sang Ilahi.

PROBLEM
Akal hati nafsu
Hati akal nafsu
Akal nafsu hati
Nafsu akal hati
Hati nafsu akal
Nafsu hati akal
Niat buat tobat

RENUNGANKU
Hai aku!
Kenapa kau termangu?
Kenapa kau terlihat ragu?
Kenapa kau pilu?

Wahai kamu!
aku termangu karna aku sedang menunggu
aku ragu karena aku tak yakin dengan yang aku tunggu
aku pilu karena aku tak tahu apakah yang aku tunggu akan menemuiku?

Hai aku!
Sebenarnya apa yang kau tunggu?

Wahai kamu!
Yang aku tunggu adalah saat pertemuan dengan sang Aku.

Hai aku!
Lantas kenapa kau masih ragu?

Wahai kamu!
aku ragu karena aku tak punya persiapan
dan hal itu pulalah yang membuatku pilu
dan aku tak tahu apakah aku bisa bertemu dengan sang Aku?

JASA IBU
Besarnya gunung Himalaya di India
Namun tak sebesar kasihmu
Luasnya samudra dunia
Namun tak seluas cintamu
Tingginya bintang di langit
Namun tak setinggi harapanmu untukku

Doamu laksna doa para nabi
Kutukanmu laksana kutukan para rasul.

Hangatnya matahari di siang hari
Namun tak sehangat pelukmu
Lembutnya sutra
Namun tak selembut belayanmu
Manisnya madu
Namun tak semanis senyummu
Besarnya bumi
Namun tak sebesar pengorbananmu.

Ibu…
Ridlomu adalah
Ridlo Tuhanku
Murkamu adalah
Murka Tuhanku
surgaNya di telapak kakimu

Ibu…
Ridloilah anakmu yang nakal ini
Agar Tuhan juga meridloi.

PUISI SANDI 1
Atas nama Allah
Kami belajar
Untuk agama

Manusia hidup di
Alam dunia ini
Untuk beribadah

Tantangan hidup
Orang yang ahli ibadah
Bukan hal ringan, tapi
Amat sangat
Tangguh.

PUISI SANDI 2
Atas nama Allah
Kami belajar
Untuk orang tua

Rambu rambu rindu
Indikasi indikasi kerinduan
Nama nama yang dirindui
Datang kedalam kalbu
Untuk selalu diingat

Ingin rasanya diriku untuk
Bertemu dengan dirimu
Untuk obati rinduku 

HARI HARIKU
Tujuh Belas (17)
Empat Belas (14)
Delapan (8)

PUISI SANDI 3
Santri dan siswa sekarang
Tinggi angannya
Karena tak mau kalah dari
Insinyur kelas dunia dan
Profesor kelas dunia

Akan tetapi mereka
Lupa akan tuntunan dari Al-
Qur’an yang mengajarkan bahwa
Orang yang tinggi angannya dan
Lalai serta lupa kewajibannya
Akan mendapatkan
Musibah di Akhiratnya.

BURUNG
Alangkah merdekanya kau
Terbang dari
Dahan kedahan
Pohon kepohon

Alangkah tersiksanya kau
Terpenjara dalam sangkar
Tak bisa menikmati dunia
Hanya terbatas dalam sangkar.

TIADA
aku bukan Aku
aku tak pernah ada
Aku yang ada
aku hanya fana
Aku yang kekal
aku tiada
Aku ada

BINGUNG
Akubingungharus
Pilihyangmana
Semuapilihansama
Bagusnyasamabaiknya
Buatakujadi
Kebingunganuntuk
Memilihdanmenentukan
YangmanayangHaruskupilih.

INGATLAH
Ingatlah manusia
Ketika kau bersenang senang di dunia

kau lakukan apa yang kau suka
kau lakukan semua yang kau ingin
kau berbuat sesuka hatimu

Tanpa perduli baik dan buruk
Tanpa perduli manfaat atau mudharat

Tapi tatkala musibah datang
kau mengeluh, bersedih, menjerit
kau bersujut padanya
kau memohon agar kau terlepas

Tapi setelah kau terlepas
kau lalai, kau lupa padanya
Ingatlah manusia
Ingatlah
Ingat

SANG MENTARI
Tatkala sang mentari lahir
Jagat bergetar
Bahagia

Tersiar kabar keseluruh semesta
Pohon pohon segera berbuah
Bunga bunga segera bermekaran
Tanda penghormatan pada sang mentari

Semua bergembira
Semua bahagia
Semua bersyukur
Pada sang maha kuasa

Sang mentari lahir dengan bersujud
Bersyukur
Dan terpuji

Sang mentari menjadi rahmat bagi alam semesta

Sang mentari berjuang tanpa kenal lelah
Sang mentari berjuang tanpa pamrih
Demi menyelamatkan umat.

Walau susah sangat
Nyawa jadi taruhan
Dicaci
Dimaki
Dilempari batu dan kotoran
Sang mentari tak perduli
Tetap tersenyum
Tetap sabar
Tetap tabah
Tak pernah mengeluh

Rintangan demi rintangan
Perang demi perang
Dihadapi dengan lapang

San mentari selalu berdoa
Agar para penentangnya segera sadar
Segera bertaubat

Alangkah besar perjuangannya
Alangkah mulia hatinya
Alangkah bagus akhlaknya

Dengan bersusah payah
Sang mentari berhasil
Mempersatukan umat
Menghancurkan para keparat
Menyelamatkan umat
Hingga akhir hayat.

Wahai seluruh umat!
Wahai seluruh alam!
Sepantasnya kita bersyukur padanya
Sepantasnya kita meneladaninya
Mengikuti sunnahnya

Marilah kita lanjutkan perjuangannya
Kita pegang teguh ajarannya
Kita amalkan sunnahnya
Untuk selamanya

Wahai sang mentari!
Perjuanganmu takkan terlupakan
Terimakasih.

AKU
aku adalah aku
aku bukanlah Aku
Aku adalah Aku
Aku bukanlah aku
aku tetap aku

DIA
Hanyalah Dia
Tiada yang lain selain Dia
Cuma Dia
Tanpa Dia
Segalanya tiada
Segalanya Dia
Dari Dia
Kembali ke Dia.

DZIKIR
Ilalang, rumput, angin berdzikir.
Langit, bumi, lautan berdzikir.
Bulan, bintang, alam semesta berdzikir.
Kepalaku, tanganku, tubuhku berdzikir.
Dzikir, dzikir, dzikir, dzikir dan berdzikir.
Segalanya berdzikir.
Kepada-Nya.

Oleh: Ach. Darik.



PUISI AHMAD ROMANSYAH
RINDU
Tak ada yang bisa diucapkan saat ini.
Mulut ini serasa terkunci, tak mampu merangkai kata-kata untuk dilontarkan menjadi sebuah kalimat yang indah.
Entah kenapa ?
Aku sendiri tak tahu penyebabnya.
Yang ku tahu aku hanya rindu, rindu dengan tanah kelahiranku.
Kerinduan yang seakan begitu membara.
Rasanya sudah tak mampu ku tahan.
Tapi, apa daya hendak di kata.
Samsonpun tak akan mampu mengangkat dunia dan menaruhku di tempat aku dilahirkan.
Apalagi diriku.
Hanya bersabar yang bisa ku lakukan saat ini.
Sebab, itulah satu-satunya hal yang bisa dilakukan. 

AISYAH
Aisyah aku mencintaimu
Aku merindukanmu
Tiada hari tanpa senyummu
Tiada hari tanpa canda tawamu
Indahnya mencintaimu
Membina bahtera bersamamu
Aku akan membahagiakanmu
Hingga ajal menjemputku

HIDUP
Hidup adalah permainan
Hidup adalah belajar
Hidup adalah kedewasaan
Hidup adalah proses

Kalah coba lagi
Gagal bangkit lagi
Jatuh bangun lagi
Sampai sukses menghampiri
By: Ach. Romansyah.



PUISI AMINULLAH
SEBATANG ROKOK
Sebatang rokok yang selalu mengolok
Tiada air mengalir di atas tok
Sebatang rokok yang selalu mewarnai
Tatkala harus memata-matai
Sebatang rokok yang selalu membakar
Sehingga mengahapus jejak bunga mawar

MENCARI TEMPAT TENANG
Mencari tempat tenang
Dan cahaya lebih terang
Dengan keris yang berselempang
Tak tercapai jua kukenang
Igauku di langit sudah hampa
Bergayut pada akar-akar di Tanah
Yang hanya berbuah derita
Tempat berlimpah duka lidah
Mengeluh tiada beruntung
Selalu memandang dan termenung
Hendak melihat apatah daya
Yang sudah lama tiada


BINGUNG
Bingung
Selalu bengung
Membuat kutermenung
Semuanya jadi cembung
BULAN MEMANCAR
Perahu  melancar
Yang  melewati  dewangga  raya
Bulan  memancar
Di  waktu  gelap  gulita
Bulan  bercahaya  dengan  anggunnya
Ditemani  miliyaran  bintang  di  angkasa
Sinarmu lembut, dan pasti
Memancar menawankan hati
Jika bulan sudah terbangun
Cahayanya mulai bersinar anggun,
Dan hati yang tertegun
PULANG
Pulang.
Menghilang.
Tak ada datang
Ku tak mau pulang
Secepat kau menghilang
Di mana engkau sekarang?

PANGGILAN-MU
Panggilan-Mu selalu tiba
Aku harus selalu menghamba
Karena rahmat-Mu aku ada
Di manapun Engkau Berada
Seruan-Mu serdu syahdu
Firman-Mu tanda kasih tiada menyatu
Kata-kata-Mu menadofah darah-darahku,
Tak satupun helaian Kalimat-Mu kumenjua.
TANPA-MU
Tanpa-Mu angin berlalu
Tanpa-Mu angin membeku
Tanpa-Mu angin terasa hampa
Tanpa-Mu angin terasa merana

MENUNGGU
Kerjaku tiap hari hanya termanggu-manggu
Menunggu dan menunggu
Dari waktu ke waktu
Badan sampai nyilu
Tapi yang ditunggu tak mau tau
Lidah kan bicara terasa kelu
sedangkan waktu terus berlalu
Mau ketemu
Rasanya malu
NALURI RIJAL
Timbul lagi inti ihtiwal
Lalu ungkapan naluri rijal
Jalani nikmat, mati tiada dangkal
Kalau audisi simbol leksikal
Kalimat tak kan nerima
Maka kasturi rijal langsung ngenjala
lama-kelamaan antisipasi sinkat tak kerja
Janggal limpahan hantu untuk ukiran ranci cinta

SORBAN
Ketika  sholawat  dikumandangkan
Surban  dilemparkan  ke  awan
Bendera siap  untuk  dikibarkan
Lantunan shalawat  yang  dinyanyikan
Demi  untuk  mencapai  Ridho  Tuhan
TIADA HARI
Tiada hari
Tanpa sunyi
Banting saja itu piring
Agar bunyi kedengar nyaring
Tiap detik kukunci
Karena ada tikus kurcaci
Aku takut
Aku pucat
Aku kecut
Bagaikan belut
Yang tak pernah kerucut
Tapi aku ingin terus sampai
Agar semua bisa kucapai


AIR YANG KELAM
Berjalan di air yang kelam
Api dimasukan dalam jahanam
Dengan jalan yang lurus
Kering peri terasa hangus

SANG BELALANG
Keluar sang belalang
Dengan sayapnya yang ilalang
Tak satupun yang hilang
Walaupun sangat panjang.
Kerjanya hanya terbang dan terbang
Kerjanya hanya melayang-layang
Demi menukar rasa sayang
Tak sedikitpun yang ditendang
BERSELEMPANGNYA TANGAN
Dengan beselempangnya tangan
Dan kaki yang berjalan
Menerjang panas terik matahari
Tak ku pandang selama satu hari
Waktu begitu sempit
Aku tak ingin kau terjepit
Walaupun terasa sulit
Itu hanya sedikit
Seiring niat
Ku mau berbuat
Semuanya sakit
Ku ingin, Bangsa ini bangkit
DOA
Yaa Allah yang Maha Tahu
Hamba permohonan restu
Ku ingin Engkau menerima
Apa yang telah hamba kerja
Padamkanlah Hati ini
Yang telah dibakar oleh api
Sebelum ajal mencapai
Apabila hidup harus diresapi
Yaa Allah yang Maha Kuasa
Dengan Ridha-Mu kuberada
Ingin melengkapkan semua hati hamba
Baru cabutlah ini nyawa
Dan aku tak pantas diam di surga
Juga tak tahan berada di neraka
Kupersembahkan segelintir pahala
Yang Engkau bandingkan dengan taburan dosa
Tak juga Engkau kan menerima
KAKIKU KUPANG
Kakiku kupang
Tak bisa kupandang
Ketika berada di kandang
Pasti selalu diserang
Warna-warni kupu-kupu di ladang
Diawasi oleh tentara jepang
Padahal kutak pernah mengundang
Tetap saja terus datang


TAK PERNAH MERASA
Waktu demi waktu kulalui
Aku tak sekalipun kau sertai
Saat tiada kau berharap
Di bayanganku kau selalu senyap
Kau tak pernah merasa
Kau tak pernah setia
Aku akan menerimanya
Walaupun tak semua
Wajahmu bagaikan bunga perindu
Semua serta tak kupandu
Hal ini sudah lama kutunggu
Sehingga berkata waktu
Detik demi detik kulalui
Lugu mu, mengguyahkan gubuk tua ini
Di pesimpangan jalan Kau bantingkan
Kau caci-makikan
Kau mendorongkan
Kau menggenduhkan
Demi kesenangan pribadi mu
Apakah itu semua yang diajarkan agama kita?
Coba kau bayangkan
Jika kau tak mencampur adukan
Pasti bisa dimusnahkan
Ingin melengkapkan semua hati hamba

KEHADIRANMU
Kehadiranmu begitu meluap
Kau menatap di saat ku merayap

Kau mendekam ditiba malam
Keluhanmu selalu silam
Kutunggu kehadiranmu
Tuk menemuiku
Ku tak ingin ada
Karena bisa membalut kebaikan kita
Kan ku tahan seberapa besar kepastianmu
Ku tau, kalau kau tak inginkan itu
Karena ini berada di kakimu

Ku tak bisa memaksamu

SERAKAH
Semuanya serakah
Membekukan darah
Kau semuanya salah
Kau semuanya kalah
Aku heran, mengapa ini terjadi!
Apakah ini Kuasa Sang Ilahi?
Ataukah karena manusia yang telah melakukan semua ini?

WAKTU YANG TIADA
Waktu yang tiada
Walaupun kumenjaga
Wajah yang sia-sia
Wujudnya kata-kata
Tak kubayangkan
Tak kuidamankan
Tak kuimpikan
Tak kudugakan
Semua ini 'kan layu
Secepat ini 'kan guyu
Sekali ini 'kan pasti
Semprotan mengguyurkan air kendi
Wajahmu
Selalu mengingatku
Kubayangkan seluruh benak
Yang tak terhendak
Aku tak tahan
Untuk menahan
Aku tak kuat
Untuk mengkayat

MATAHARI TENGGELAM
Matahari tenggelam
Membuatku malam
Sebelum lampu ini suran
Aku ingin kau masuk ke dalam
Di malam yang kejam
Kau kendalikanku dengan kelam
Kerdilanmu selalu kalam
Tak kutahan ketika kau kusam

WAKTU
Jika tiba waktu kelam
Kening terasa kusam
Ketidak hadirnya kawan

Dengan kaki yang ketinggalan
Bersatu malam
Berjuta keindahan
Berbicara Kalam
Begitu sangat kurasakan
Jadikan sekitar kesepian, memang setiap saat
Membuat ketaatan hingga waktu telat
Lidah kan bicara sempat
Sebelum ini tercatat

PERSELEMPANGAN HATI
Perselempangan hati
Yang menuntut dihari kelak nanti.
Seruan hati yang tajam
Sehingga api tak kunjung padam
Saat tiada malam
Suatu ketika, datang angin suram
Hati tiada tanding
Saat tindakan banding
Tusukan tajam
Menimpa yang kejam
Haluan menundakan
Kulupan suram
Melabuhi titik Iman
Ketika mengusapkan Kalam

TIADA ANGIN
Tiada angin
Tiada jua yang ku ingin
Entah siapa!
Sampai dingin
Ku menyapa
Di helaian udara

CAHAYA ANGGUN
Cahaya anggun
Menimpa yang tertegun
Selalu mengusung
Hingga menembus gunung-gunung.
Ingin rasanya terpaku
Tak sekalipun hilang rasa pilu
Diiringi angin yang kaku
Membuatkan daun gugur dengan malu

LAYU RERUMPUTAN
Layu rerumputan
Ketika matahari terik
Kayu pepohonan
Tak ada keluhan
Keluar keluyuran
Mendengar gadis
Yang menangis
Sambil mengais
Satu persatu keluhan
Selalu dihampakan

LAMA TAK TIMBUL
Lama tak timbul
Bukan berarti mati
Selepas sudah waktu judul
Terhampas jua yang kucari
Masuk sendiri
Keluar dari keinginan yang Kau beri
Ini jati diri, kemudian hari
Kau pasti lari

UDARA MENSIAR
Udara mensiar
Di luar mendasar
Suara memekar
Dengan kasar
Hembusan angin
Menjadikan kesan
Setelah kau menindas
Di atas angin kipas

KISAH JANGKRIK
Kisah jangkrik katanya
Tetap menggundah cita-cita
Terus bertatap ria
Disaat ketakutan bersamanya
Jika suara terdengar
Terlihat secara kasar
Dari kecil hingga besar
Terasa citra bersinar
GERGAJI
Gergaji tak pernah berhenti
Demi kantong pribadi
Tak ingat rejeki
Generasi nanti
Luapan keluar
Tak pernah kembali
Hingga lautan tekapar
Di gerbongmu ratusan yang mati
MERASA MERANA
Merasa merana
Entah dimana
Terasa terkena
Disaat terlena
Jauh lama
Tak kunjung tiba
Dekat sama
Tiada kiranya
Betapa sirnanya

Terkena ombak sahaja
Ranting yang lelah
Ketika semuanya selelai sudah
Sungguh tak mudah
Selaras daun menjadi resah

MENYENDIRI
Menyendiri
Di saat kuterbuai
Merana
Di waktu gelap gulita
Mencoba
Keadaan kuterlena,
Derita
Di keresahanmu
Sungguh lah amat rindu
Kau tak merasakan
Begitu sangat yang kudambakan
Memang ini semua tak berarti untukmu
Tapi tangkaian berbaur di hadapanku
Tutup terasa yang tak terhingga
Terlepas timba yang hina
By: Aminullah.




PUISI AGUS TOMI
NEGERI ROMBENGAN
Sungguh malang nasip negeri ini
Sungguh malang nasip jiwa ini

Negeri duluny subur
Kini berubah menjadi tandus
Negeri yang dulunya makmur
Kini menjadi hancur

Negeri yang dulunya bersih
Kini menjadi najis oleh tikus-tikus berdasi
Negeri yang dulunya sehat
kini menjadi negeri yang berkarat

wahai para keparat
hentikan dengan aksimu
ulurkan hak kami
karna kami cinta tanah air ini
IBU
Wahai ibu,,,,
Kau lah cinta abadiku
Wahai ibu,,,
Kau lah diriku

Dengan doamu aku bangkit
Dengan doamu aku bias meraih cintaku

Ibu pengendali hidupku
Ibu penjaga hidupku

Kau lah kebanggaan ku
Hingga aku tak mampu
Untuk meneruskan kata-kata ini


KAMULAH AKU
Hati senang bila berjupa kamu
Rasa sedih rasa pedih hilang tak tentu
Siang hari aku ingin berjupa kamu
Malam hari aku ingin mimpikan kamuI

Kamu
Pembangkit jiwaku
Kamu adlah panggerak ku

Karena kamu
Aku bangkit
Karena kamu
Aku bergerak

Sungguh dahsyat cinta mu


PUISI DWI AGUSTININGSIH 


 Bulan
Wajahmu sinar memancar
Bulat lembutmu menyentuh
Menerangi sekalian alam

Bulan
engkau ciptaan Tuhan
Menerangi kegelapan malam
Menjadi terang bersinar
Bulan
Kupandang wajahmu bintang bercahaya
Pipimu lembut membawa kasih
Senyum menawan hati

Bulan ijinkan aku menyayangimu
Di setiap malamku
Karna hanya engkau
Menentramkan hatiku 

Aku
Aku memang lemah
Aku manusia biasa yang pernah salah
Dan tersudut disalahkan
   Hatiku bukan batu yang keras dan egois
   Aku bukan bintang yang menerangi
   Setiap hati dan perasaan di sekelilingku
Kuingin
Slalu mengerti arti kehidupan
Meski  hanya   meratap   sedih   menghiasi  dengan
tangisan
Aku akan teguh
Tak   kubiarkan  hidupku  penuh  masalah  dan
penyesalan

Hanya   lewat   tulisan   selembar   kertas   biarlah  jadi
teman
Kedewasaan mengajariku arti kehidupan
Meski kadang lebih banyak aku terdiam
Membisu
DIRIMU YANG SATU

Andai kau tahu
Apa isi hatiku ini ?
Apa yang ku rasakan saat ini ?

Jika kau bisa merasakan
Ku mohon… balas rasa ini !
Ku mohon ungkapkan rasa yang ada di hatimu !

Andai kau tahu…
Hanya dirimulah yang ada di hati..
Hanya nama mu yang terukir di jiwa ..
Hanya wajah mu yang ada di bayangan ku…

Dirimu yang satu …
Telah menebar cinta di hatiku
Telah membagi rasa indah di hati
Walau hanya aku yang merasakan

Cinta itu timbul …
Saat ku lihat dirimu
Dan tiba-tiba saja rasa itu timbul
Di hati ku…….karna hanya dirimu di hati …

Sahabat Sejati
kian lama hidup yang ku jalani
selalu bersama mu sahabat ku
susah sedih senang yang ku rasakan
bersama mu sahabat ku

sahabat
begitu banyak kenangan yang kita lalui
ke bahagiaan yang selalu kita rasa bersama
namun musnah dengan sekejap
telah di renggut oleh maut yang tak terduga

sahabat
kini kau telah pergi meninggalkan ku
meninggalkan semua kenangan kita
menyimpulkan sebuah air mata
yang terjatuh di pipi Ku
Air Mata Kesedihan
Kau goreskan luka dihati
yang begitu terasa samapai saat ini
hingga aku terpuruk dalam kesendirian diri
dan tak mampu tu bangkit lagi

Begitu tega kau lakukan itu padaku
Hingga kau tak pernah tahu akan sakitnya hatiku
Hadirku mungkin hanya sebatas bayangan semu
yang tak pernah berarti untukmu

Jika air mata tak bisa menghapus rasa kecewa
Hanya penyesalan yang begitu terasa
Jika engkau benar-benar ungin pergi
Biarlah aku yang lebih dulu pergi dari dunia ini

Aku tidak bisa menahan perih
jika aku melihat engkau bersama yang lain
kuingin engkau mengerti
betapa dirimu begitu berarti

Semia itu karena,
Engkau yang terindah…………….



PUTARAN OTAKKU
(PUISI FATIHUDDIN)
Dalam hatiku berkata “kenapa”?
Disaat  Semua  Telahku arungi 
Semuanya sama tak berbeda

Setapak demi setapak Kesadaran mulai menghampiriku
Disaat semuanya hilang tak tau kemana

Hitam putih yang menemani
Hampa dan sepi yang  menyelimuti
Hanya kenangan yang tersisa dalah hati

Semuanya hilang tak menuleh terhadapku .

Rintihan hati
tak ada guna.
tak berdaya.
tak terseyum.

Kau ucapkan dengan gampang
Kau jawap dengan gampang
Tak ada rasa dan setia.

Hanya rasa yang bersahaja
Hanya duka yang bersemayam
Tak kan hilang begitu saja

Satu kata
Sampaikan lah salamku pada ibu mu.

Rahmatan lil alamin
Tak pernah takut
Tak pernah malu
Dia perjuangkan

Dengan kegagahan dia jalankan
Tak sadikit pun berseru
 Terselimuti dengan Rasa sukur yang amat  BESAR

semua mengakui tanpa prilaku
berbeda, dia pun ta’luk
tak sisihkan satupun tidak 

Tiga kali samadengan satu
Dia bertanya?
Siapa, beliau menjawab
Ibu
Ibu
Ibu

Dia sosok yang tak kenal lelah
 .walau pun Nakal, baik atau apa saja
 Tak sedikit pun rasa sayang dia benamkan.

Dia lebih senang ketika dia senang
Dia lebih sedih ketika dia sedih

Ibu kau adalah impianku
Aku lakukan semua ini
Demi meneteskan air mata darroh di hatimu
Ini impiyanku untuk mu ibu.



FATAMORGANA DUNIA 
(PUISI MUHAMMAD FAWAID)
malam sepi
kodokpun mengaji
musnahkan sunyi
yang tiada bertepi
ku mulai hanyut terbawa mimpi
atas rintik hujan penuh arti
tebarkan ilusi
penuh misteri
sejenak ku terdiam dalam angan-angan imaginasi
ku torehkan sajak-sajak keabadian di hamparan puing-puing keabadian suci
ya ilahi
marahmu penuh aksi
fatamorgana dunia gundahkan hati
sematkanlah butir-butir iman dalam kalbu ini
karena hanyalah padamu hamba memuji

AYAHKU
Ayah pagi tanpa matahari
Ayah senja hujan tanpa pelangi
Ayah malam tanpa bintang Rembulan
di suatu pagi di suatu senja di suatu malam
ya ayahku Mati.

SEPI

sepi itu seperti langit tak bernyawa
kosong tanpa cahaya
muram dunia
kehilangan
pernahkah kau nikmati sepi saat hatimu di dera mimpi
bernyanyi damai
limpahan cinta langit berjuta mega.
TIKUS MASYARAKAT
nasib rakyat semakin naas
BBM membuat cemas
ormas makin beringas
kejahatan semakin buas

koruptor semakin cerdas
pejabat semakin culas

panas, panas,panas...
suasana semakin panas
TAK
tak ada
ada tak ada
tak bisa
bisa tak bisa
bisa
tak bisa
bisa
bisaaaaa

tak mau
mau tak mau
tak mau
mau tak mau
tak mau
mau
mauuuuuu

tak mungkin
mungkin tak mungkin
tak mungkin
mugkin tak mungkin
mungkin
tak mungkin
mungkin
mungkiiiin
SUATU MALAM TANPA SINAR BULAN

malam telanjang
berlari tanpa sinar bulan
desir angin, berteriak tiada henti

aku melesat
menembus lorong tanpa sekat
udara lembab mendekap sembab

suara-MU-kah datang dan pergi
membuka-menutup pintu naluri

lalu kupulung sepi
kusimpan rapi dalam lemari hati
DIAM
Aku hanya mampu melirik saja
saat engkau menarik mata
aku hanya bisa terdiam beku
mengiringmu di atas sajadah cinta.
By: Moh. Fawaid.


                                             






Hari esok
(PUISI MAHMUDI
hari ini hari yang pasti
hari esok tidak tau apa yang terjadi
hari itu boleh lewat
hari selanjutnya menjadi semangat
Harapan
berjuanglah meski tidak bisa
kejarlah harapan mu yang tertunda
karna hidup ada yang bahagia dan tidak bahagia
dengan ilmu bisa melihat semuanya
Esok Hari
kau boleh menangis karna dosamu
pantaskah diri ini menjalani hidup
menyesalnya hati, karna perbuatan ku
ada kah hari esok untuk pengampunan hidup

PUISI MULYANA HANDAYANI
SURGA CINTA
Perpisahan semakin dekat
Rasanya waktu begitu cepat
Aku brharap kamu
 Tak  kan melupakan aku
Biarpun aku telah jauh
Aku akan selalu
Sayang  padamu         
Sampai aku kembali lagi
Itu janjiku kepadamu
   Aku berharap kamu
   Akan selalu merindukan aku
   Aku berharap kamu
   Akan selalu inagat padaku
Takpernah melupaakan aku
Dan tak pernah menduakan aku
Semoga kita hidup bersama selamaya,
Dalam surga cinta yang abadi
RINDU
Kerinduan yang ku alami
Begitu dalam saat ini
           Menggrogoti jiwaku
           Menggangu fikiranku
Aku tak tau,
Apa itu  cinta
Tapi, kenapa………?
Aku harus masuk kedalamnya
Sebuah rasayang tak aku mengerti
Dan tak pernah aku fahami
ALL BECAUSE ALLAH
Tuhan,…………….
Aku akui rasa ini hanyalah  sebagian kecil
Yang Engkau berikan kepadaku
Tapi, rasa ini begitu sangat berkuasa
Didalam jiwa, hati, dan fikiranku
Jika memeng rasa ini murni karena Engkau,
Satukan lah dan ridhoilah kami
Semoga semua ini tetap berada dijalan –Mu,
 Dan  ikhlas kerena-Mu

MALAIKAT DAN BIDADARIKU
Kau ajarkan aku tentang kebahagiaan
Kau juga ajarkan aku tentang penderitaan
Kau begitu berharga bagiku
Kau yang ada disetiap hari-hariku
Kau tak pernah lelah mengajarkanku
Kau adalah pelita hidupku
Kau yang menyihirku menjadi aku sebagai diriku
Kau belahan jiwaku
Kaulah pelengkap hidupku
Kaulah malaikat dan bidadari dalam hidupku
Terima kasih atas bimbinganmu selama ini kepadaku
Terima kasih Malaikat dan bidadari
OSPEK
Acara yang melelahkan
Berpanas-panasan
Lari kesana, kemari di hukum
Kerena bekal yang tak sesuai
Terkadang aku bosan
Tapi terkadang aku senang
Dengan hukuman ini
Kerena untuk menguji mental
Dan membuatku bisa percaya diri
CINTA
Cinta-Mu  mampu mengerakkanku
Hingga aku bisa melangkah
Adanya cinta-Mu membuat aku ada
Karena Engkaulah hidup
 Diatas segala hidup
Karena cinta-MU
Adalah anuggrah hidupku


SUDAH MERDEKAKAH NEGERIKU
(PUISI NIKMATUL KHAIRIYAH)
Sudah merdekakah negeriku
Sedang disana masih ada orang hidup di tanah sebrang
Sudah merdekakah negeriku
Sedang disana yang tergantung pada negeri sebrang
45 apakah ini tanda kemerdekaan
Burung garuda apakah simbol kemerdekaan
Kalau memang begitu adanya
Mengapa saudara-saudara kita masih ada
Dan tergantung pada negeri sebrang
Dan masih ada saudara-saudara kita
Yang penghasilannya tergantung pada negeri sebrang
Wahai kau berdasi panjang
Jangan engkau bangga dengan kursi goyangmu
Jangan kau senyum karena peranmu
Karena negeri ini belum merdeka

IBU
Dalam sujud malamku
Aku selalu mengadahkan kedua tangan ini
Aku dongakkan kepala ini
Memohon kepada yang Ilahi Robbi
   Tanpa terasa air mata membasahi pipi ini
   Hanya untuk mendo’akanmu
Agar diberi kesehatan olehNya
Tiada apa yang harus aku suguhkan padamu
Selain kata do’a yang terucap dari kedua bibir ini
   Ibu….
   Tiada yang pantas menggantikanmu
   Kaulah pahlawan yang selama ini ku banggakan
   Pahlawan yang tak harap kembali


MENCOBALAH MENGERTI
Debur ombakmu bernyanyi
Saat kau basahi langkah ini
   Tatkala aku tatap pasirmu
   Kau tersenyum mesra penuh arti
Namun………
   Tatkala aku renggut batu karangmu
   Kau hanya diam membisu
Seperti halnya
Hati ini yang pilu


Padamu Ku Bersimpuh
(PUISI RAHMATUL WAHIDA)
DipintuMu aku menunggu mengharap perkenan darimu
Ku bersimpuh memujiMu, kutengadahkan wajahku
Dan kupanjatkan segala do’a kehadiranMu
   DipintuMu aku mengetuk
Namun betapa hina diriku
   Sebab daku sering lupa tuk menyebut namaMu
Walaupun dalam sholatku walaupun dalam takbirku
Aku sering picik terhadapMu
Sebab aku sering lupa tidak mengagungkan namaMu
   Pantaskah diri yang hina ini memasuki firdausMu
   Tapi bila tidak Engkau izinkan
   Sungguh aku adalah orang-orang  yang sangat rugi



Pejuang Hidup
Mereka memperjuangkan haknya
Hak yang direbut para penjajah
Hak untuk menikmati negerinya
Hak kebebasan dalam memilih
Mereka tak pernah meminta imbalan
Mereka tak pernah mengeluh
Meskipun tulang dan badannya mulai rapuh.
Tapi tak pernah mereka hiraukan
Hanya satu dan satu tujuannya
Yaitu membuat Indonesia merdeka dan sejahtera
Mereka bebaskan Indonesia
Dari tangan penjajah           
Kini perjuangan mereka tak sia-sia
Kami bisa hidup dalam kadamaian
Bisa menikmati indahnya dunia

Al-Qur’an Sumber Keajaiban
Satu-satunya kitab suci yang bisa dihafal
Walaupun tebal dan berbahasa arab
Namun sangat banyak orang
Dari berbagai bangsa yang mampu menghafalnya
Sampai ketitik dan komanya
   Si kaya bisa hafal Al-Qur’an
   Si miskinpun juga bisa hafal Al-Qur’an
   Bahkan anak kecil dan tuna netrapun mampu
Satu-satunya kitab suci yang masih terjaga keasliannya
Satu-satunya kitabsuci yang hanya tersedia satu versi
Di dalamnya hanya ada firman-firman dari Yang Maha Kuasa
Sedikitpun tidak tercampur dengan perkataan-perkataan dari manusia
Tidak juga perkataan-perkataan dari Muhammad

Doaku
Tuhan…
Apakah aku adalah bagian tulang rusuknya yang patah
Karena dengan nafasnya aku hidup
Selalu pancarkan senyuman dalam setiap amarahku
Menerima aku dengan luapan kasih
   Mohon satukan kami selamanya
   Satukan hatinya dengan hatiku
   Biar cinta ini kekal abadi
   Biar dia jadi sandaran kelamku
Jangan pisahkan kami
Jangan biarkan dia beranjak dari sisi
Karena kutak bisa hidup tanpanya
Karena aku tak bisa hidup tanpanya
Karena aku begitu mencintainya

Kepergiannya
Ku bersimpuh dihadapanMu
Ku tundukkan wajah tiada terasa
Ku terkulai lemas tanpa tenaga
Disaat kuteringat kakek meninggalkanku
Ku merintih menjerit dengan pilu
Ku dengar gemuruh wahyu Ilahi dibaca
Ku dengar tahlil membahana ditelinga
Disaat kain putih sudah menutupi tubuh kakek
Ku jatuh dalam pelukan duka nestapa
Ku terkulai lemas tak berdaya
Ku tak bisa membendung kesedihan ini
Dikala kulihat tetesan air mata nenek
Ya Robb…
Dengarkanlah tangisan dan kesedihanku
Disaat semua orang mengiringi kakek
Kerumah kakek yang gelap dan sepi
Berteman lumpur batu nisan yang suci
Ku tak kuasa melihat kakek yang kucinta
Masuk liang kubur meninggalkanku
Dalam rumah yang sempit dan sepi
Yang  disirami air bunga yang suci
   Selamat jalan kakek
   Semoga kakek mendapat tempat terindah di sisiNYA


KEBAHAGIAAN
(PUISI USWATUN HASANAH)
Malam dengan sejuta embun

Menjadi pelengkap dalam kebahagiaanku
Malam dengan indahnya sinar rembulan
Menjadi pelengkap dalam kebahagiaanku
Dengan shalawat yang dilantunkan atas  baginda Rasul
Yang menyertai kebahagiaanku
Dan keberadaanya tak kalah membahagiakan hati dan perasaanku
Bahagia yang kurasakan malam ini
Tak dapat mengalahkan indahnya sinar Rembulan nan indah di atas sana
Tuhan trimakasih telah engkau berikan setitik kebahagiaan
Dalamdiri malam ini

KEHILANGAN
Mentari duhulu ku sambut pagiku dengan hangatnya senyummu
Mentari dahulu kau hangatkan pagiku akan tebalnya embun-embun yang bening
Mentari dahulu kau kobarkan api di sekujur tubuh ini
Mentari dahulu kau menjadi energi bagi semua tumbuhan
Disekitarmu sejak kecil bahkan tak satu pun ranting yang menghiasi
apalagi berbunga dan berbuah
Namun setelah semua itu menghiasi tumbuhan
bahkan menjadi penerusmu hari ini kau tlah tiada
kau tlah layu karena sang Kuasa mengambilmu
 tuk kembali ke haribaanNya.

MENTARI KU
Mentari setiap hari aku memulai dengan cahaya mu
Mentari setiap hari ku sambut hari-hari ku
Dengan terjemahan kitab-kitab yang kau ajarkan untuk ku
Mentari ku engkau pelipur lara kala diri ini lelah dengan aktivitas ku
Namun sekarang, tiada angin tiada hujan bahkan tak sedikitpun mendung menyelimuti mu
Engkau menghilang untuk slamanya
Mentari ku slama ini ku jadikan panutanku tapi mengapa engkau menghilang dengan begitu cepat ?
Tuhan terimahlah amal ibadahnya dan tempatkanlah dia di tempat yang indah .








PUISI ZAINUL ARIFIN
Sang Lentera
Dalam kesunyian malam
ku coba merangkai kata tulus
dari dasar hati yang kelam

Desiran angin malam bersayup sunyi
merangkai kata hati yang sepi

KU coba menerawang jauh kesana
namun, Aku hanya melihat sosok tubuh indahnya
Terlelap mesra dalam peraduan

Jiwa terasa gersang
tanpa hadirnya sang penyejuk jiwa
Aku terdiam dalam sepi
Aku termenung dalam kesepian

Ku coba memejamkan mata untuk sejenak
namun, bayangannya memaksaku
Untuk tetap terjaga dalam kesunyian

Tanpa terasa terbesit dalam kalbu sebuah kata
kata kerinduan pada sosok sang pencerah
Tanpa terasa air mata mengalir
membasahi kelopak yang telah layu

Kehadirannya bagai cahaya lentera
yang menerangi kegelapan jiwa
Bagaikan tetesan embun
yang memberikan kehidupan

Aku terkulai, tubuhku ambruk
diterpa ganasnya badai kerinduan
pada sosok penerang jiwa

Aku bisu, aku mati
bagai seonggok batu yang terdiam tak berkutik
hanya satu kata yang mampu aku rangkai
dalam gemuruh kerinduan pada  sang lentera


Sarang Tikus

Kau lahir dengan sejuta keindahan
Kau berdiri dengan sejuta kekuatan
Kau berjalan dengan penuh kegagahan
kau hidup dengan penuh kakayaan

tak seorangpun jenuh memandang wajahmu
wajahmu yang begitu anggun
tubuhmu yang begitu indah
tak seorangpun berani menyentuhmu

tapi kini, keindahan tubuhmu sirna
keelokan wajahmu lenyap
karena ulah tangan-tangan jahat
yang begitu kejamnya menjamahmu

kau telah lumpuh, kekayaanmu sirna
tubuh indahmu kini berubah menjadi tubuh
 yang penuh dengan lubang-lubang tikus predator.

Tikus-tikus biadab yang dengan kejam menggrogoti tubuhmu
Tikus-tikus keji yang tak kenal belas kasihan
dengan leluasa memangsa tubuh gagahmu
Di balik Sarang-sarang  kekuasaan

Kau menangis, merintih, menjerit kesakitan
Kau telah menjadi hina
Oleh kekejaman tikus-tikus yang lahir dari tubuhmu

Negeri Yang Lumpuh
Kau begitu perkasa di jagat raya ini
Wajahmu begitu indah memikat hati

Kau bangun jasadmu dengan penuh perjuangan
Darah-darah mengalir penuh kengerian dan kesengsaraan

Kau perjuangkan nasib-nasib rakyatmu
Kau hantam, kau bantai seluruh penjajah dalam tubuhmu

   Kini kau telah berdiri dengan ke elokan wajahmu
   Kau berdiri dengan tubuh indahmu

Kau ciptakan kedamaian dalam dirimu
Kau hias wajahmu dengan alam-alammu yang indah

Namun, kini keadaanmu begitu menyayat hati
Tubuh indahmu tak seperti dulu lagi

Kau kini telah lumpuh
Wajahmupun tak indah lagi

Tubuhmu rapuh oleh ulat ulat biadap yang lahir dari tubuhmu
Ulat ulat bejat yang begitu kejam menggrogoti tubuhmu

Oh tuhan, apa yang terjadi dengan negeri ini
Dosa apa yang telah dilakukan hingga seperti ini

   Oh tuhan, mungkinkah negeri akan seperti dulu lagi
   Mungkinkah negeri ini dapat berdiri lagi
   Jika ulat ulat biadap tetap berkeliaran sampai akhir nanti

Sinar Purnama
Lihatlah, betapa indahnya malam dengan pancaran sinarnya
Kerlip Bintang-bintang menari gembira
Bersuka cita menyambut datangnya purnama
Daun pepohonan melambai dengan penuh cita
Sinarnya mampu membuat bintang-bintang terpana
Kegelapan berteriak merasa malu, pergi dengan hati gundah
membuat bintang-bintang  bersorak riang
Oh tuhan, tapi kenapa engkau redupkan cahaya kasihnya
Engkau biarkan kegelapan merampas sinarnya
Oh tuhan, jangan engkau biarkan bintang-bintang menangis duka
Jangan kau biarkan kepekatan merampas kebahagiannya
Oh tuhan,Kenapa kau biarkan kegelapan
 mencabik, meremukkan dan menghancurkan cahayanya
Kenapa kau buat kegelapan leluasa memangsa sinarnya
Tuhan, kembalikanlah sinarnya,
berikan kebahagiaan kepada bintang-bintang di sekelilingnya
jangan kau biarkan awan mengusik ketenangannya

Sajak Kerinduan

Gemerintik hujan berdentang
Bak suara genderang perang
Membasahi bumi yang mati tak berdaya karena gersang

Dunia gelap gulita bagaikan mati
Oleh kejamnya awan gelap yang menyelimuti

Hidup bagai seonggok batu
Yang takkan pernah berarti
Bagai burung dara yang tertembak mati

Hati terasa bergemuruh
Diterpa buasnya badai kerinduan
Hati terasa tak berdaya tertancap panah kesenduan

Jiwa terasa hampa
Jiwa terasa sunyi

Jiwa terasa mati dalam luasnya pantai penantian
Penantian panjang yang tiada bertepi
Sapuan badai kerinduan tiada henti meluluh lantakkan jiwa

Tak ubah segumpal ombak
Dengan ganas menyapu tegaknya batu karang

Duka Penantian

Malam tertegun tak bersuara
Kesunyian menyapa gulita jiwa
Dunia bisu tanpa sepatah kata
Sang bintangpun lenyap penuh duka

Langkah jarum jam berjalan gontai tak berdaya
Diterpa ganasnya senyap dalam rasa

Semut-semut saling berbisik membagi kata
Daam duka jiwa yang penuh dosa

Sepasang mata salng beradu dalam hampa
Memaksa tuk saling terjaga dalam sendu

Aku terbaring disebuah lantai tak beralas
Mataku tertuju pada seseorang yang terlelap penuh mimpi

Tanpa terasa air duka kerinduan menetes
Memenuhi kelopak yang telah layu tak berdaya

Quw hanyut dalam gelombang penantian
Yang tak seorangpun mampu meraih diri ini

Aku merangkak tertatik
Aku lumpuhdalam menjalani hidupku yang rapuh
Jiwa berteriak penuh sayatan dan goresan
Hati menangis menahan perih
Akankah penantian ini hanya untuk luka

Duka sang mentari

Dalam indahnya panorama pagi
Kicauan burung bersorai tiada arti

Sinar mentari mengintip malu
Dibalik gumpalan awan kelabu

Desiran anginberhembus mesra
Menyapa jiwa dalam hampa

Sesosok bayangan tak berjiwa
Terjaga dalam hidup dengan penuh duka

Pagi begitu menyakitkan jiwa
Dalam kerinduan yang penuh duka

Keindahan sinar mentari
Tak mampu menghidupkan jiwa yang telah mati

Aku terhenti
Aku mati tersungkur
Dalam lembah penantian

Hembusan angin kehidupan
Terasa sesak

Aku terdiam
Aku bisu, aku tuli
Tak ubah patung mati dalam sepi

Aku tak berkutik
Bagai bangkai tak berguna

Aku telah mati dalam diri yang hina
Akankah ada kehidupan setelah kematian ini

Comments

Popular posts from this blog

NASKAH TEATRIKAL PUISI "KARAWANG-BEKASI" KARYA CHAIRIL ANWAR

NASKAH TEATRIKAL PUISI (Dialog Bukit Kamboja)

PUISI TENTANG GURU/KIYAI: SANG LENTERA