SENJA
YANG HILANG
di kala senja
telah redup
malam tak berbintang dan
tanpa cahaya sang
rembulan
pagi datang di
sambut dengan pilu,
hari-hariku kini
hanyalah sebuah cerita suram berkepanjangan
kini senja telah
datang kembali, tapi tidak seperti hari
kemarin.
senja yang
datang sekarang hanyalah senja sebagai pengisi di sore hari tidak seperti senja
kemarin
kini ku
kehilangan senja ku untuk selamanya.
MAWAR PUTIH
lelah
jiwa ini mengarungi lautan cintamu
lautan cinta
yang penuh liku dan tanda tanya
cinta ini
menciptkan semangat untuk mengarungi lautan
apalah arti dari
kemenangan tanpa adanya rintangan
mawar
putihku kau takkan tergantikan
meskipun dengan
beribu-ribu bunga
dan dengan mawar
merah sekalipun
kau tetaplah
mawar putihku
sebesar
apapun rintangan menghadang
akan ku hadapi
dengan kesabaran dan keteguhanku
sebesar apapun
lautan akan bisa kita arungi
bila kita
bersama untuk mencapai kemenangan
ingatlah
mawarku nafasmu adalah nafasku
semangatmu
adalah semangatku
kekuatanmu
adalah kekuatanku
mawarku kau
takkan tergantikan
meskipun
berjuta-juta bunga tumbuh
tapi hanya kau
mawar putih yang tumbuh di hatiku
hati yang
dulunya gersang kini berubah
menjadi sebuah
taman yang hijau subur
yang hanya
tumbuh mawar putih
yang tak kan
pernah tergantikan.
LAGI-LAGI AKU
By: Abdul Qodir
Malam itu
membawaku terbang
Di singgasana
kebahagiaan
Di pelataran
nirwana sana
Rembulanpun
merah jambu
Tersirat garis
wajahmu
Tersenyum goda
imajiku
Aku tahu
Kau tak lagi
debu yang menderu kalbu
Aku berbisik
terhadap tuhan
Sambil tekuk
lututku
Disela lantai penjara
suci ini
Agar dia jadikan
abadi
Kisah engkau dan
aku seperti kali ini
Kala malam
tersenyum
Ilalang
tersenyum
Seisi alam pun,
tersenyum
Karena engkau
tak lagi fatamorgana
Yang hanya
mengkristalkan air mata duka…!
SIANG INI
By: Abdul Qodir
Ku coba ratapi
senyuman alam
Angin panas
mneyengat tubuhku
Gerah ...
Suasan alam saat
ini
Membuatku
tertawa lena
Manusia dengan
berbagai coraknya
Coba unjuk gigi
entah apa yang ada dalam pikirannya
Gerah ...
Lagi-lagi
membuat hatiku kacau tak menentu
Ahhh...
Ada apa dengan alam ku
Ku coba titipkan
salam pada angin
Tak ada jawaban
Ku coba titipkan
rindu pada awan
Tak ada
tanggapan
Uhhhh...
Dunia ku.....
Dunia tak bermentari
Kesalahan apa
lagi ini
Raungan cercaan
anak adam
Bergema
dimana-mana
Mereka marah ...
Kalap...dengan
janji sang penguasa dunia
Batinku terasa
sempit
Aku tak tahan
merasakan tangisan anak adam
Aku tak kuasa
meratapi nasib mereka
Ya... janji...
tinggal...janji
TANYA DALAM RISAU
By: Abdul Qodir
Kemarin malam
Saat malapetaka
datang tak bersalam
Bias lampu tepi
pantai
Menjelma api
dalam salju
Angina yang
katanya hawa firdaus
Menjelma jadi
ifrit
Namun tak kuasa
aku menghindar
Barangkali ini
sebuah lorong
Untuk menguak
kesadaranku
Malam itu terasa
ganjil
Tarian dayang
dan shimponi lagu tak lagi merdu
Alampun turut
muram durja
Mungkin saja aku
buta kebenaran
Ada desah, ada
tangis tanpa air mata
Ada tawa tanpa
canda
Mengapa meski
terjadi
Ah… sudahlah
biarkan saja
IBU PERTIWI
By: Abdul Qodir
Jingga tak lagi
merona di ufuk barat
Sang teja tak
lagi gariskan lukisan Nirwana
Tetes embun pagi
enggan hembuskan hawa surga
Burung-burung
pun, enggan lantunkan melodi cinta
Alamku mulai kusam
Deraian air hujan tak seramah kala itu
Gemericik air tak semerdu dulu
Gaungan bangsaku tak seelok waktu dulu
Yang dipuja seluruh jagat raya ini
Ibu pertiwi
pucat pasi
Bagai jiwa
terpisah dari raga
Diterpa angin
keserakahan tangan-tangan tak berbudi.
JALAN
KEHIDUPANKU
(Abror Mushafi)
Keadaan sekarang
gak seperti dulu
Dan semuanya
mengalami suka dan duka
Kehidupanku ku
jalani dengan semampuku
Karena semunya
itu hanyalah sementara
Tahun bertahun
sudah berlalu
Hari demi hari sudah terlalui
Kini jalan kehidupanku telah terjadi
Dan tinggalah kini kenangan-kenanganku
Kini aku
sadar………….
Dan aku mulai
berfikir……….
Bahwa semua kehidupan itu
berliku-liku
Dan harus sabar
untuk menjalaninya
Aku belajar dari kehidupanku yang
dulu
Demi masa depan tuk menggapai
cita-cita
KESEDIANKU
Ketika hujan
membasahi bumi
Merintih nangis
dalam benakku
Ketika cinta
menghancurkan hati
Membawa duka
dalam jiwaku
Takdir hidup
yang aku jalani
Berjalan dengan
penuh kesakitan
Tapi semua itu
harus kulewati
Bagaikan nahkoda
yang berjuang di tengah lautan
Akan datang
penenang hati
Yang akan
menemani dalam kesedianku
Kebahagiaan akan kudapatkan
Walau harus
menguras air mata
Kesedihan akan segera sirna
Demi arti cinta yang sesungguhnya
By: Abror M.
Kegelisahan
(PUISI AGUS SHAFI)
Tuhan……
kenapa Cinta itu begitu rumit
hingga aku jauh terbawa akan dosa
kutanya pada semua mahluk Mu tiada
jawaban
Cuma Kau Tuhan
yang tau akan kegelisahanku
Cinta itu apa Tuhan……
jelaskan kepada hamba Mu ini yang rapuh
aku takut cinta ini akan menghitam
tanpa putih seakan akan aku bukan ciptaan Mu
Tuhan aku terpuruk
kuterbelenggu di gelelapan hati dan nafsu menjadi satu
hingga aku jauh dari kebenaran Mu
maka tunjukkanlah aku
jalan cinta yang kau ridhoi
dan berikanlah aku secercah harapan
hingga aku melihat
surgamu
Rinduku…….
Malam ini
Angin mulai menyentuhku dengan hembusan kelembutan
membuat detak ini semakin menggetarkan jiwaku
Tapi kerinduanku……
ia tetap saja berada di hatiku
hingga menjadi akar yang menjalar hingga ke otakku
Kasih…….
tahukah kau, rindu ini membuat ku lemah tak berdaya
membuat hatiku membusuk dan bernanah
Sakit sekali menahan rindu ini
kapan rindu ini berhenti menyayat batinku
entah sampai kapan…….
Hati
Hati hati dengan hati karena
hati tak ingin di sakiti, pahamilah
hati jika kau ingin mengerti hati,
hati tak bisa kau baca tapi bisa kau rasakan,
hati akan selalu ada,
hati kau putih tak akan menghitam tapi fikiran yang akan mengotori hati,
hati hati dengan hati hati
By: Agus Shofi
TUHAN
(Oleh: AHMAD DARIK)
Tuhan
Dengan kuasaMu
aku ada
Dengan kuasaMu
aku tiada
Dengan kuasaMu
aku berbuat
Dengan kuasaMu
aku beribadah
Tuhan
Dengan ilmuMu
aku berkarya
Dengan ilmuMu
aku berusaha
Dengan ilmuMu
aku berjaya
Tuhan
Diri ini adalah
milikMu
Jiwa ini adalah
milikMu
Nafas ini adalah
milikMu
Tuhan
Hanya kepadaMu
aku menyambah
Hanya kepadaMu
aku beribadah
KarenaMu aku ada
dan tiada
AKU INGIN TAHU
Dalam hidup aku
ingin tahu
Karena ingin
tahu aku mencari tahu
aku mencari tahu
dengan belajar tahu
Dengan belajar
aku menjadi tahu apa yang tidak kutahu
Semakin belajar
semakin aku tahu
Semakin aku tahu
semakin pula aku tidak tahu
Semakin aku
tidak tahu, aku semakin mencari tahu
Setelah aku
mencari tahu, aku menjadi tahu
Bahwa
aku banyak yang tidak tahu
DOA
Tuhan
aku tak ingin
pulang
Sebelum aku
berhasil
INGIN DAN TAKUT
Hidup takut mati
Mati ingin hidup
Hidup ingin mati
Mati takut hidup
Hidup pasti mati
Mati pasti hidup
Mati dalam
kehidupan
Hidup dalam
kematian
FANA
Semua yang
didunia fana
Semua yang
didunia binasa
Kehidupan dunia
hanya drama
Kaya dan miskin
sama
Yang muda akan
jadi tua
Yang ada akan
jadi tiada
Dunia hanya
sementara
Semuanya serba
fana
SAMA
Manusia binatang
malaikat
Manusia malaikat
binatang
Malaikat manusia
binatang
Malaikat
binatang manusia
Manusia sama
dengan binatang
Manusia sama
dengan malaikat
Manusia,
binatang, malaikat sama
aku tak bisa
aku tak bisa
hidup tanpaMu
aku tak berdaya
tanpaMu
aku tak bisa apa
apa tanpaMu
tapi aku bisa
segalanya tanpa dia
SEBUAH NAMA
Sebuah nama
buatku tersenyum
Sebuah nama
buatku termenung
Sebuah nama
buatku terlena
Sebuah nama
buatku terjaga
Sebuah nama
buatku bersedih
Sebuah nama
buatku menangis
Terima kasih
Selamanya
Cinta dan derita
purnama tanggal satu
MAWAR LANGKA
Ketika aku
berjalan jalan ke sebuah kebun bunga,
mencari cari
bunga yang aku suka
Dikebun itu aku
melihat banyak mawar
Mawar mawar itu
terlihat sangat segar, mempesona
Namun mawar
mawar itu banyak durinya dan berbisa,
mawar mawar itu
sangat mudah dijangkau oleh kumbang,
karena letaknya
yang terlalu tampak dan baunya yang semerbak
membuatnya mudah
di temukan oleh kumbang
Setelah aku
sampai di tengah tengah kebun dan aku mulai lelah,
aku melihat
mawar yang lain dari pada yang lain,
ia tak berduri,
baunya tidak menyengat,
hingga ia tidak
mudah ditemukan oleh kumbang,
dia tak mudah
dijangkau oleh kumbang
karena ia
tertutupi oleh daunnya
dan tertutupi
oleh mawar lain
Tapi sayang,
sulit bagiku
untuk memetiknya,
bahkan mustahil
aku bisa memetiknya
Dia terletak di
tepi jurang yang sangat dalam
aku takut untuk
mendekatinya, apalagi memetiknya
aku hanya bisa
melihatnya tanpa bisa memilikinya
SURYA KEHIDUPAN
Ibu…
Sungguh mulia
hatimu
Sungguh besar
jasamu
Biar susah
sangat kau mengandungku
kau Tak mengeluh
kau Tak pamrih
Sembilan bulan
kau Mengembanku
Mengemban jiwa
dan ragaku Dalam perutmu
kau Pertaruhkan
hidupmu untukku
karena menahan
Sakit dalam perutmu
Hingga menetes
air matamu
Susah sungguh
Perjuanganmu
Besar sungguh
Pengorbananmu
Untuk
melahirkanku
Namun kau Tak
mengeluh
kau Tak pamrih
setelah aku
Terlahir
kau tesenyum
sambil Mengucap
syukur
Ibu…
kau
Adalah surya
kehidupanku
kau pelita
hidupku
kau wakil
Tuhanku
dari air susumu
darah dagingku
dari kasih
sayangmu jiwa ragaku
dari
pengorbananmu kehidupanku
Ibu…
Doa doamu selalu
mengalir untukku
Bagaimana aku
bisa Membalasmu?
Membalas jasa
jasamu?
Ibu…
Jasa jasamu
Tak kan
terbalaskan untuk selamanya.
MENUNGGU
aku selalu
menunggu
menunggu sesuatu
yang tak tentu
tak tentu karena
tak tahu
tak tahu apa
yang ku tunggu
AKHIR PENANTIAN
Tatkala tiba
diujung penantian
dan ku terima
bagianku
Tak ada yang
bisa menambah atau mengurangi
tak ada yang
bisa dilakukan
aku lemah tak
berdaya
dan tatkala tiba
di tempatku
tak ada yang
bisa membantah
tak ada yang
bisa membantu
hanya Dia yang
bisa
aku pasrah tanpa
usaha
jika dibolehkan
aku ingin lebih
baik lagi
TAK SELAMANYA
Gunung tak
lembah.
Lembah tak
gunung.
Laut tak darat.
Darat tak laut.
Hidup tak hidup.
Mati tak mati.
Tak selamanya.
JIWAKU
Lidah mentari
menjilat tubuhku
Panasnya
meluluhkan hatiku
Yang telah lama
membeku
Karena peristiwa
masa lalu
Yang suram dan
kelabu
Angin sepoi
sepoi menyapaku
Sejuknya
mendamaikan hatiku
Yang telah lama
berseteru
Terimakasih
Tuhanku
Atas karuniaMu.
DERITA GADIS
MISKIN
Fana…
Kemana kau
hendak berlalu
Menyusuri langit
biru
Membawa hati
yang pilu
Kau berburu di
samudra hidup
Kau berlari…
Berlari…
Tanpa ada yang
perduli
Walau kau
terjatuh ke laut keruh
Kau merintih
perih dalam hati
Kau bekerja tiap
hari
Hanya untuk
sesuap nasi
Walau keringat
mengucur membasahi
Terik mentari
menyinari
Kau tak perduli
Kau tak berhenti
Fana…
Perjuanganmu
menyentuh hati
Kau patut
diteladani
KUCING KUCING
KELAPARAN
Kucing kucing
yang kelaparan
mencari nasi
dari tong satu ke tong yang lain.
Setiap hari
setiap malam tak pernah menyerah
mengharap belas kasihan
dari orang yang lewat.
Tak jarang
mereka diusir, Ditendang
dan dilempari
batu
hingga mereka
lari terbirit birit
sambil menjerit
kesakitan.
Betapa kejamnya
orang orang itu,
sudah enggan
memberi masih menghinakan mereka.
Tapi mereka
tetap tak berputus asa
mengharap
karunia dari sang Ilahi.
PROBLEM
Akal hati nafsu
Hati akal nafsu
Akal nafsu hati
Nafsu akal hati
Hati nafsu akal
Nafsu hati akal
Niat buat tobat
RENUNGANKU
Hai aku!
Kenapa kau
termangu?
Kenapa kau
terlihat ragu?
Kenapa kau pilu?
Wahai kamu!
aku termangu
karna aku sedang menunggu
aku ragu karena
aku tak yakin dengan yang aku tunggu
aku pilu karena
aku tak tahu apakah yang aku tunggu akan menemuiku?
Hai aku!
Sebenarnya apa
yang kau tunggu?
Wahai kamu!
Yang aku tunggu
adalah saat pertemuan dengan sang Aku.
Hai aku!
Lantas kenapa
kau masih ragu?
Wahai kamu!
aku ragu karena
aku tak punya persiapan
dan hal itu
pulalah yang membuatku pilu
dan aku tak tahu
apakah aku bisa bertemu dengan sang Aku?
JASA IBU
Besarnya gunung
Himalaya di India
Namun tak
sebesar kasihmu
Luasnya samudra
dunia
Namun tak seluas
cintamu
Tingginya
bintang di langit
Namun tak
setinggi harapanmu untukku
Doamu laksna doa
para nabi
Kutukanmu laksana
kutukan para rasul.
Hangatnya
matahari di siang hari
Namun tak
sehangat pelukmu
Lembutnya sutra
Namun tak
selembut belayanmu
Manisnya madu
Namun tak
semanis senyummu
Besarnya bumi
Namun tak
sebesar pengorbananmu.
Ibu…
Ridlomu adalah
Ridlo Tuhanku
Murkamu adalah
Murka Tuhanku
surgaNya di
telapak kakimu
Ibu…
Ridloilah anakmu
yang nakal ini
Agar Tuhan juga
meridloi.
PUISI SANDI 1
Atas nama Allah
Kami belajar
Untuk agama
Manusia hidup di
Alam dunia ini
Untuk beribadah
Tantangan hidup
Orang yang ahli
ibadah
Bukan hal
ringan, tapi
Amat sangat
Tangguh.
PUISI SANDI 2
Atas nama Allah
Kami belajar
Untuk orang tua
Rambu rambu
rindu
Indikasi
indikasi kerinduan
Nama nama yang
dirindui
Datang kedalam
kalbu
Untuk selalu
diingat
Ingin rasanya
diriku untuk
Bertemu dengan
dirimu
Untuk obati
rinduku
HARI HARIKU
Tujuh Belas (17)
Empat Belas (14)
Delapan (8)
PUISI SANDI 3
Santri dan siswa
sekarang
Tinggi angannya
Karena tak mau
kalah dari
Insinyur kelas
dunia dan
Profesor kelas
dunia
Akan tetapi mereka
Lupa akan
tuntunan dari Al-
Qur’an yang
mengajarkan bahwa
Orang yang tinggi
angannya dan
Lalai serta lupa
kewajibannya
Akan mendapatkan
Musibah di Akhiratnya.
BURUNG
Alangkah
merdekanya kau
Terbang dari
Dahan kedahan
Pohon kepohon
Alangkah
tersiksanya kau
Terpenjara dalam
sangkar
Tak bisa
menikmati dunia
Hanya terbatas
dalam sangkar.
TIADA
aku bukan Aku
aku tak pernah
ada
Aku yang ada
aku hanya fana
Aku yang kekal
aku tiada
Aku ada
BINGUNG
Akubingungharus
Pilihyangmana
Semuapilihansama
Bagusnyasamabaiknya
Buatakujadi
Kebingunganuntuk
Memilihdanmenentukan
YangmanayangHaruskupilih.
INGATLAH
Ingatlah manusia
Ketika kau
bersenang senang di dunia
kau lakukan apa
yang kau suka
kau lakukan
semua yang kau ingin
kau berbuat
sesuka hatimu
Tanpa perduli
baik dan buruk
Tanpa perduli
manfaat atau mudharat
Tapi tatkala
musibah datang
kau mengeluh,
bersedih, menjerit
kau bersujut
padanya
kau memohon agar
kau terlepas
Tapi setelah kau
terlepas
kau lalai, kau
lupa padanya
Ingatlah manusia
Ingatlah
Ingat
SANG MENTARI
Tatkala sang
mentari lahir
Jagat bergetar
Bahagia
Tersiar kabar
keseluruh semesta
Pohon pohon
segera berbuah
Bunga bunga
segera bermekaran
Tanda
penghormatan pada sang mentari
Semua bergembira
Semua bahagia
Semua bersyukur
Pada sang maha kuasa
Sang mentari lahir dengan bersujud
Bersyukur
Dan terpuji
Sang mentari menjadi rahmat bagi alam
semesta
Sang mentari berjuang tanpa kenal lelah
Sang mentari berjuang tanpa pamrih
Demi menyelamatkan umat.
Walau susah sangat
Nyawa jadi taruhan
Dicaci
Dimaki
Dilempari batu dan kotoran
Sang mentari tak perduli
Tetap tersenyum
Tetap sabar
Tetap tabah
Tak pernah mengeluh
Rintangan demi rintangan
Perang demi perang
Dihadapi dengan lapang
San mentari selalu berdoa
Agar para penentangnya segera sadar
Segera bertaubat
Alangkah besar perjuangannya
Alangkah mulia hatinya
Alangkah bagus akhlaknya
Dengan bersusah payah
Sang mentari berhasil
Mempersatukan umat
Menghancurkan para keparat
Menyelamatkan umat
Hingga akhir hayat.
Wahai seluruh umat!
Wahai seluruh alam!
Sepantasnya kita bersyukur padanya
Sepantasnya kita meneladaninya
Mengikuti sunnahnya
Marilah kita lanjutkan perjuangannya
Kita pegang teguh ajarannya
Kita amalkan sunnahnya
Untuk selamanya
Wahai sang mentari!
Perjuanganmu takkan terlupakan
Terimakasih.
AKU
aku adalah aku
aku bukanlah Aku
Aku adalah Aku
Aku bukanlah aku
aku tetap aku
DIA
Hanyalah Dia
Tiada yang lain
selain Dia
Cuma Dia
Tanpa Dia
Segalanya tiada
Segalanya Dia
Dari Dia
Kembali ke Dia.
DZIKIR
Ilalang, rumput,
angin berdzikir.
Langit, bumi,
lautan berdzikir.
Bulan, bintang,
alam semesta berdzikir.
Kepalaku,
tanganku, tubuhku berdzikir.
Dzikir, dzikir,
dzikir, dzikir dan berdzikir.
Segalanya
berdzikir.
Kepada-Nya.
Oleh: Ach.
Darik.
PUISI AHMAD ROMANSYAH
RINDU
Tak ada yang
bisa diucapkan saat ini.
Mulut ini serasa
terkunci, tak mampu merangkai kata-kata untuk dilontarkan menjadi sebuah
kalimat yang indah.
Entah kenapa ?
Aku sendiri tak
tahu penyebabnya.
Yang ku tahu aku
hanya rindu, rindu dengan tanah kelahiranku.
Kerinduan yang
seakan begitu membara.
Rasanya sudah
tak mampu ku tahan.
Tapi, apa daya
hendak di kata.
Samsonpun tak
akan mampu mengangkat dunia dan menaruhku di tempat aku dilahirkan.
Apalagi diriku.
Hanya bersabar
yang bisa ku lakukan saat ini.
Sebab, itulah
satu-satunya hal yang bisa dilakukan.
AISYAH
Aisyah aku
mencintaimu
Aku merindukanmu
Tiada hari tanpa
senyummu
Tiada hari tanpa
canda tawamu
Indahnya
mencintaimu
Membina bahtera
bersamamu
Aku akan membahagiakanmu
Hingga ajal
menjemputku
HIDUP
Hidup adalah
permainan
Hidup adalah
belajar
Hidup adalah
kedewasaan
Hidup adalah
proses
Kalah coba lagi
Gagal bangkit
lagi
Jatuh bangun
lagi
Sampai sukses
menghampiri
By: Ach.
Romansyah.
PUISI AMINULLAH
SEBATANG
ROKOK
Sebatang rokok yang selalu mengolok
Tiada air mengalir di atas tok
Sebatang rokok yang selalu mewarnai
Tatkala harus memata-matai
Sebatang rokok yang selalu membakar
Sehingga mengahapus jejak bunga mawar
MENCARI
TEMPAT TENANG
Mencari tempat tenang
Dan cahaya lebih terang
Dengan keris yang berselempang
Tak tercapai jua kukenang
Igauku di langit sudah hampa
Bergayut pada akar-akar di Tanah
Yang hanya berbuah derita
Tempat berlimpah duka lidah
Mengeluh tiada beruntung
Selalu memandang dan termenung
Hendak melihat apatah daya
Yang sudah lama tiada
BINGUNG
Bingung
Selalu bengung
Membuat kutermenung
Semuanya jadi cembung
BULAN MEMANCAR
Perahu melancar
Yang melewati dewangga
raya
Bulan memancar
Di waktu
gelap gulita
Bulan bercahaya dengan
anggunnya
Ditemani miliyaran bintang
di angkasa
Sinarmu
lembut, dan pasti
Memancar menawankan hati
Jika
bulan sudah terbangun
Cahayanya mulai bersinar anggun,
Dan hati yang tertegun
PULANG
Pulang.
Menghilang.
Tak ada datang
Ku tak mau pulang
Secepat kau menghilang
Di mana engkau sekarang?
PANGGILAN-MU
Panggilan-Mu selalu tiba
Aku harus selalu menghamba
Karena rahmat-Mu aku ada
Di manapun Engkau Berada
Seruan-Mu serdu syahdu
Firman-Mu tanda kasih tiada menyatu
Kata-kata-Mu menadofah darah-darahku,
Tak satupun helaian Kalimat-Mu kumenjua.
TANPA-MU
Tanpa-Mu angin berlalu
Tanpa-Mu angin membeku
Tanpa-Mu angin terasa hampa
Tanpa-Mu angin terasa merana
MENUNGGU
Kerjaku tiap hari hanya termanggu-manggu
Menunggu dan menunggu
Dari waktu ke waktu
Badan sampai nyilu
Tapi yang ditunggu tak mau tau
Lidah kan bicara terasa kelu
sedangkan waktu terus berlalu
Mau ketemu
Rasanya malu
NALURI
RIJAL
Timbul lagi inti ihtiwal
Lalu ungkapan naluri rijal
Jalani nikmat, mati tiada dangkal
Kalau audisi simbol leksikal
Kalimat tak kan nerima
Maka kasturi rijal langsung ngenjala
lama-kelamaan antisipasi sinkat tak kerja
Janggal limpahan hantu untuk ukiran ranci cinta
SORBAN
Ketika sholawat dikumandangkan
Surban dilemparkan ke
awan
Bendera siap untuk dikibarkan
Lantunan shalawat yang dinyanyikan
Demi untuk mencapai
Ridho Tuhan
TIADA HARI
Tiada hari
Tanpa sunyi
Banting saja itu piring
Agar bunyi kedengar nyaring
Tiap detik kukunci
Karena ada tikus kurcaci
Aku takut
Aku pucat
Aku kecut
Bagaikan belut
Yang tak pernah kerucut
Tapi aku ingin terus sampai
Agar semua bisa kucapai
AIR YANG
KELAM
Berjalan di air yang kelam
Api dimasukan dalam jahanam
Dengan jalan yang lurus
Kering peri terasa hangus
SANG
BELALANG
Keluar sang belalang
Dengan sayapnya yang ilalang
Tak satupun yang hilang
Walaupun sangat panjang.
Kerjanya hanya terbang dan terbang
Kerjanya hanya melayang-layang
Demi menukar rasa sayang
Tak sedikitpun yang ditendang
BERSELEMPANGNYA TANGAN
Dengan beselempangnya tangan
Dan kaki yang berjalan
Menerjang panas terik matahari
Tak ku pandang selama satu hari
Waktu begitu sempit
Aku tak ingin kau terjepit
Walaupun terasa sulit
Itu hanya sedikit
Seiring niat
Ku mau berbuat
Semuanya sakit
Ku ingin, Bangsa ini bangkit
DOA
Yaa Allah yang Maha Tahu
Hamba permohonan restu
Ku ingin Engkau menerima
Apa yang telah hamba kerja
Padamkanlah Hati ini
Yang telah dibakar oleh api
Sebelum ajal mencapai
Apabila hidup harus diresapi
Yaa Allah yang Maha Kuasa
Dengan Ridha-Mu kuberada
Ingin melengkapkan semua hati hamba
Baru cabutlah ini nyawa
Dan aku tak pantas diam di surga
Juga tak tahan berada di neraka
Kupersembahkan segelintir pahala
Yang Engkau bandingkan dengan taburan dosa
Tak juga Engkau kan menerima
KAKIKU
KUPANG
Kakiku kupang
Tak bisa kupandang
Ketika berada di kandang
Pasti selalu diserang
Warna-warni kupu-kupu di ladang
Diawasi oleh tentara jepang
Padahal kutak pernah mengundang
Tetap saja terus datang
TAK PERNAH
MERASA
Waktu demi waktu kulalui
Aku tak sekalipun kau sertai
Saat tiada kau berharap
Di bayanganku kau selalu senyap
Kau tak pernah merasa
Kau tak pernah setia
Aku akan menerimanya
Walaupun tak semua
Wajahmu bagaikan bunga perindu
Semua serta tak kupandu
Hal ini sudah lama kutunggu
Sehingga berkata waktu
Detik demi detik kulalui
Lugu mu, mengguyahkan gubuk tua ini
Di pesimpangan jalan Kau bantingkan
Kau caci-makikan
Kau mendorongkan
Kau menggenduhkan
Demi kesenangan pribadi mu
Apakah itu semua yang diajarkan agama kita?
Coba kau bayangkan
Jika kau tak mencampur adukan
Pasti bisa dimusnahkanIngin melengkapkan semua hati hamba
KEHADIRANMU
Kehadiranmu begitu meluap
Kau menatap di saat ku merayap
Kau mendekam ditiba malam
Keluhanmu selalu silam
Kutunggu kehadiranmu
Tuk menemuiku
Ku tak ingin ada
Karena bisa membalut kebaikan kita
Kan ku tahan seberapa besar kepastianmu
Ku tau, kalau kau tak inginkan itu
Karena ini berada di kakimu
Ku tak bisa memaksamu
SERAKAH
Semuanya serakah
Membekukan darah
Kau semuanya salah
Kau semuanya kalah
Aku heran, mengapa ini terjadi!
Apakah ini Kuasa Sang Ilahi?
Ataukah karena manusia yang telah melakukan semua ini?
WAKTU YANG
TIADA
Waktu yang tiada
Walaupun kumenjaga
Wajah yang sia-sia
Wujudnya kata-kata
Tak kubayangkan
Tak kuidamankan
Tak kuimpikan
Tak kudugakan
Semua ini 'kan layu
Secepat ini 'kan guyu
Sekali ini 'kan pasti
Semprotan mengguyurkan air kendi
Wajahmu
Selalu mengingatku
Kubayangkan seluruh benak
Yang tak terhendak
Aku tak tahan
Untuk menahan
Aku tak kuat
Untuk mengkayat
MATAHARI
TENGGELAM
Matahari tenggelam
Membuatku malam
Sebelum lampu ini suran
Aku ingin kau masuk ke dalam
Di malam yang kejam
Kau kendalikanku dengan kelam
Kerdilanmu selalu kalam
Tak kutahan ketika kau kusam
WAKTU
Jika tiba waktu kelam
Kening terasa kusam
Ketidak hadirnya kawan
Dengan kaki yang ketinggalan
Bersatu malam
Berjuta keindahan
Berbicara Kalam
Begitu sangat kurasakan
Jadikan sekitar kesepian, memang setiap saat
Membuat ketaatan hingga waktu telat
Lidah kan bicara sempat
Sebelum ini tercatat
PERSELEMPANGAN
HATI
Perselempangan hati
Yang menuntut dihari kelak nanti.
Seruan hati yang tajam
Sehingga api tak kunjung padam
Saat tiada malam
Suatu ketika, datang angin suram
Hati tiada tanding
Saat tindakan banding
Tusukan tajam
Menimpa yang kejam
Haluan menundakan
Kulupan suram
Melabuhi titik Iman
Ketika mengusapkan Kalam
TIADA ANGIN
Tiada angin
Tiada jua yang
ku ingin
Entah siapa!
Sampai dingin
Ku menyapa
Di helaian udara
CAHAYA
ANGGUN
Cahaya anggun
Menimpa yang tertegun
Selalu mengusung
Hingga menembus gunung-gunung.
Ingin rasanya terpaku
Tak sekalipun hilang rasa pilu
Diiringi angin yang kaku
Membuatkan daun gugur dengan malu
LAYU
RERUMPUTAN
Layu rerumputan
Ketika matahari terik
Kayu pepohonan
Tak ada keluhan
Keluar keluyuran
Mendengar gadis
Yang menangis
Sambil mengais
Satu persatu keluhan
Selalu dihampakan
LAMA TAK TIMBUL
Lama tak timbul
Bukan berarti mati
Selepas sudah waktu judul
Terhampas jua yang kucari
Masuk sendiri
Keluar dari keinginan yang Kau beri
Ini jati diri, kemudian hari
Kau pasti lari
UDARA
MENSIAR
Udara mensiar
Di luar mendasar
Suara memekar
Dengan kasar
Hembusan angin
Menjadikan kesan
Setelah kau menindas
Di atas angin kipas
KISAH
JANGKRIK
Kisah jangkrik katanya
Tetap menggundah cita-cita
Terus bertatap ria
Disaat ketakutan bersamanya
Jika suara terdengar
Terlihat secara kasar
Dari kecil hingga besar
Terasa citra bersinar
GERGAJI
Gergaji tak pernah berhenti
Demi kantong pribadi
Tak ingat rejeki
Generasi nanti
Luapan keluar
Tak pernah kembali
Hingga lautan tekapar
Di gerbongmu ratusan yang mati
MERASA
MERANA
Merasa merana
Entah dimana
Terasa terkena
Disaat terlena
Jauh lama
Tak kunjung tiba
Dekat sama
Tiada kiranya
Betapa sirnanya
Terkena ombak sahaja
Ranting yang lelah
Ketika semuanya selelai sudah
Sungguh tak mudah
Selaras daun menjadi resah
MENYENDIRI
Menyendiri
Di saat kuterbuai
Merana
Di waktu gelap gulita
Mencoba
Keadaan kuterlena,
Derita
Di keresahanmu
Sungguh lah amat rindu
Kau tak merasakan
Begitu sangat yang kudambakan
Memang ini semua tak berarti untukmu
Tapi tangkaian berbaur di hadapanku
Tutup terasa yang tak terhingga
Terlepas timba yang hina
By: Aminullah.
PUISI AGUS TOMI
NEGERI
ROMBENGAN
Sungguh
malang nasip negeri ini
Sungguh
malang nasip jiwa ini
Negeri
duluny subur
Kini
berubah menjadi tandus
Negeri
yang dulunya makmur
Kini
menjadi hancur
Negeri
yang dulunya bersih
Kini
menjadi najis oleh tikus-tikus berdasi
Negeri
yang dulunya sehat
kini
menjadi negeri yang berkarat
wahai
para keparat
hentikan
dengan aksimu
ulurkan
hak kami
karna
kami cinta tanah air ini
IBU
Wahai
ibu,,,,
Kau
lah cinta abadiku
Wahai
ibu,,,
Kau
lah diriku
Dengan
doamu aku bangkit
Dengan
doamu aku bias meraih cintaku
Ibu
pengendali hidupku
Ibu
penjaga hidupku
Kau
lah kebanggaan ku
Hingga
aku tak mampu
Untuk
meneruskan kata-kata ini
KAMULAH
AKU
Hati
senang bila berjupa kamu
Rasa
sedih rasa pedih hilang tak tentu
Siang
hari aku ingin berjupa kamu
Malam
hari aku ingin mimpikan kamuI
Kamu
Pembangkit
jiwaku
Kamu
adlah panggerak ku
Karena
kamu
Aku
bangkit
Karena
kamu
Aku
bergerak
Sungguh
dahsyat cinta mu
PUISI DWI AGUSTININGSIH
Bulan
Wajahmu sinar memancar
Bulat lembutmu menyentuh
Menerangi sekalian alam
Bulan
engkau ciptaan Tuhan
Menerangi kegelapan malam
Menjadi terang bersinar
Bulan
Kupandang wajahmu bintang bercahaya
Pipimu lembut membawa kasih
Senyum menawan hati
Bulan ijinkan aku menyayangimu
Di setiap malamku
Karna hanya engkau
Menentramkan hatiku
Aku
Aku memang lemah
Aku manusia biasa yang pernah salah
Dan tersudut disalahkan
Hatiku bukan
batu yang keras dan egois
Aku bukan
bintang yang menerangi
Setiap hati
dan perasaan di sekelilingku
Kuingin
Slalu mengerti arti kehidupan
Meski
hanya meratap sedih
menghiasi dengan
tangisan
Aku akan teguh
Tak
kubiarkan hidupku penuh
masalah dan
penyesalan
Hanya
lewat tulisan selembar
kertas biarlah jadi
teman
Kedewasaan mengajariku arti kehidupan
Meski kadang lebih banyak aku terdiam
Membisu
DIRIMU YANG SATU
Andai kau tahu
Apa isi hatiku
ini ?
Apa yang ku
rasakan saat ini ?
Jika kau bisa
merasakan
Ku mohon… balas
rasa ini !
Ku mohon
ungkapkan rasa yang ada di hatimu !
Andai kau tahu…
Hanya dirimulah
yang ada di hati..
Hanya nama mu
yang terukir di jiwa ..
Hanya wajah mu
yang ada di bayangan ku…
Dirimu yang satu
…
Telah menebar
cinta di hatiku
Telah membagi
rasa indah di hati
Walau hanya aku
yang merasakan
Cinta itu timbul
…
Saat ku lihat
dirimu
Dan tiba-tiba
saja rasa itu timbul
Di hati ku…….karna
hanya dirimu di hati …
Sahabat Sejati
kian lama hidup
yang ku jalani
selalu bersama
mu sahabat ku
susah sedih
senang yang ku rasakan
bersama mu
sahabat ku
sahabat
begitu banyak
kenangan yang kita lalui
ke bahagiaan
yang selalu kita rasa bersama
namun musnah
dengan sekejap
telah di renggut
oleh maut yang tak terduga
sahabat
kini kau telah
pergi meninggalkan ku
meninggalkan
semua kenangan kita
menyimpulkan
sebuah air mata
yang terjatuh di
pipi Ku
Air Mata
Kesedihan
Kau goreskan luka dihati
yang begitu terasa samapai saat ini
hingga aku terpuruk dalam kesendirian diri
dan tak mampu tu bangkit lagi
Begitu tega kau lakukan itu padaku
Hingga kau tak pernah tahu akan sakitnya hatiku
Hadirku mungkin hanya sebatas bayangan semu
yang tak pernah berarti untukmu
Jika air mata tak bisa menghapus rasa kecewa
Hanya penyesalan yang begitu terasa
Jika engkau benar-benar ungin pergi
Biarlah aku yang lebih dulu pergi dari dunia ini
Aku tidak bisa menahan perih
jika aku melihat engkau bersama yang lain
kuingin engkau mengerti
betapa dirimu begitu berarti
Semia itu karena,
Engkau yang terindah…………….
PUTARAN OTAKKU
(PUISI FATIHUDDIN)
Dalam hatiku berkata “kenapa”?
Disaat Semua Telahku arungi
Semuanya sama tak berbeda
Setapak demi setapak Kesadaran mulai menghampiriku
Disaat semuanya hilang tak tau kemana
Hitam putih yang menemani
Hampa dan sepi yang menyelimuti
Hanya kenangan yang tersisa dalah hati
Semuanya hilang tak menuleh terhadapku .
Rintihan hati
tak ada guna.
tak berdaya.
tak terseyum.
Kau ucapkan dengan gampang
Kau jawap dengan gampang
Tak ada rasa dan setia.
Hanya rasa yang bersahaja
Hanya duka yang bersemayam
Tak kan hilang begitu saja
Satu kata
Sampaikan lah salamku pada ibu mu.
Rahmatan lil
alamin
Tak pernah takut
Tak pernah malu
Dia perjuangkan
Dengan kegagahan dia jalankan
Tak sadikit pun berseru
Terselimuti
dengan Rasa sukur yang amat BESAR
semua mengakui tanpa prilaku
berbeda, dia pun ta’luk
tak sisihkan satupun tidak
Tiga kali
samadengan satu
Dia bertanya?
Siapa, beliau menjawab
Ibu
Ibu
Ibu
Dia sosok yang tak kenal lelah
.walau pun
Nakal, baik atau apa saja
Tak sedikit
pun rasa sayang dia benamkan.
Dia lebih senang ketika dia senang
Dia lebih sedih ketika dia sedih
Ibu kau adalah impianku
Aku lakukan semua ini
Demi meneteskan air mata darroh di hatimu
Ini impiyanku untuk mu ibu.
FATAMORGANA DUNIA
(PUISI MUHAMMAD FAWAID)
malam sepi
kodokpun mengaji
musnahkan sunyi
yang tiada bertepi
ku mulai hanyut terbawa mimpi
atas rintik hujan penuh arti
tebarkan ilusi
penuh misteri
sejenak ku terdiam dalam angan-angan imaginasi
ku torehkan sajak-sajak keabadian di hamparan puing-puing keabadian suci
ya ilahi
marahmu penuh aksi
fatamorgana dunia gundahkan hati
sematkanlah butir-butir iman dalam kalbu ini
karena hanyalah padamu hamba memuji
AYAHKU
Ayah pagi tanpa matahari
Ayah senja hujan tanpa pelangi
Ayah malam tanpa bintang Rembulan
di suatu pagi di suatu senja di suatu malam
ya ayahku Mati.
SEPI
sepi itu seperti langit tak bernyawa
kosong tanpa cahaya
muram dunia
kehilangan
pernahkah kau nikmati sepi saat hatimu di dera
mimpi
bernyanyi damai
limpahan cinta langit berjuta mega.
TIKUS MASYARAKAT
nasib rakyat semakin naas
BBM membuat cemas
ormas makin beringas
kejahatan semakin buas
koruptor semakin cerdas
pejabat semakin culas
panas, panas,panas...
suasana semakin panas
TAK
tak ada
ada tak ada
tak bisa
bisa tak bisa
bisa
tak bisa
bisa
bisaaaaa
tak mau
mau tak mau
tak mau
mau tak mau
tak mau
mau
mauuuuuu
tak mungkin
mungkin tak mungkin
tak mungkin
mugkin tak mungkin
mungkin
tak mungkin
mungkin
mungkiiiin
SUATU MALAM TANPA SINAR BULAN
malam telanjang
berlari tanpa sinar bulan
desir angin, berteriak tiada henti
aku melesat
menembus lorong tanpa sekat
udara lembab mendekap sembab
suara-MU-kah datang dan pergi
membuka-menutup pintu naluri
lalu kupulung sepi
kusimpan rapi dalam lemari hati
DIAM
Aku
hanya mampu melirik saja
saat engkau menarik mata
aku hanya bisa terdiam beku
mengiringmu di atas sajadah cinta.
By:
Moh. Fawaid.
Hari esok
(PUISI MAHMUDI
hari ini hari yang pasti
hari esok tidak tau apa yang terjadi
hari itu boleh lewat
hari selanjutnya menjadi semangat
Harapan
berjuanglah meski tidak bisa
kejarlah harapan mu yang tertunda
karna hidup ada yang bahagia dan tidak bahagia
dengan ilmu bisa melihat semuanya
Esok Hari
kau boleh menangis karna dosamu
pantaskah diri ini menjalani hidup
menyesalnya hati, karna perbuatan ku
ada kah hari esok untuk pengampunan hidup
PUISI MULYANA HANDAYANI
SURGA CINTA
Perpisahan
semakin dekat
Rasanya waktu
begitu cepat
Aku brharap kamu
Tak kan
melupakan aku
Biarpun aku
telah jauh
Aku akan selalu
Sayang padamu
Sampai aku
kembali lagi
Itu janjiku
kepadamu
Aku berharap kamu
Akan selalu merindukan aku
Aku berharap kamu
Akan selalu inagat padaku
Takpernah
melupaakan aku
Dan tak pernah
menduakan aku
Semoga kita
hidup bersama selamaya,
Dalam surga
cinta yang abadi
RINDU
Kerinduan yang
ku alami
Begitu dalam
saat ini
Menggrogoti jiwaku
Menggangu fikiranku
Aku tak tau,
Apa itu cinta
Tapi, kenapa………?
Aku harus masuk
kedalamnya
Sebuah rasayang
tak aku mengerti
Dan tak pernah
aku fahami
ALL BECAUSE
ALLAH
Tuhan,…………….
Aku akui rasa
ini hanyalah sebagian kecil
Yang Engkau berikan
kepadaku
Tapi, rasa ini
begitu sangat berkuasa
Didalam jiwa,
hati, dan fikiranku
Jika memeng rasa
ini murni karena Engkau,
Satukan lah dan
ridhoilah kami
Semoga semua ini
tetap berada dijalan –Mu,
Dan
ikhlas kerena-Mu
MALAIKAT DAN
BIDADARIKU
Kau ajarkan aku
tentang kebahagiaan
Kau juga ajarkan
aku tentang penderitaan
Kau begitu
berharga bagiku
Kau yang ada
disetiap hari-hariku
Kau tak pernah
lelah mengajarkanku
Kau adalah
pelita hidupku
Kau yang
menyihirku menjadi aku sebagai diriku
Kau belahan jiwaku
Kaulah pelengkap
hidupku
Kaulah malaikat
dan bidadari dalam hidupku
Terima kasih
atas bimbinganmu selama ini kepadaku
Terima kasih
Malaikat dan bidadari
OSPEK
Acara yang
melelahkan
Berpanas-panasan
Lari kesana,
kemari di hukum
Kerena bekal
yang tak sesuai
Terkadang aku
bosan
Tapi terkadang
aku senang
Dengan hukuman
ini
Kerena untuk
menguji mental
Dan membuatku
bisa percaya diri
CINTA
Cinta-Mu mampu mengerakkanku
Hingga
aku bisa melangkah
Adanya
cinta-Mu membuat aku ada
Karena
Engkaulah hidup
Diatas segala hidup
Karena
cinta-MU
Adalah
anuggrah hidupku
SUDAH MERDEKAKAH
NEGERIKU
(PUISI NIKMATUL KHAIRIYAH)
Sudah merdekakah
negeriku
Sedang disana
masih ada orang hidup di tanah sebrang
Sudah merdekakah
negeriku
Sedang disana
yang tergantung pada negeri sebrang
45 apakah ini
tanda kemerdekaan
Burung garuda
apakah simbol kemerdekaan
Kalau memang
begitu adanya
Mengapa
saudara-saudara kita masih ada
Dan tergantung
pada negeri sebrang
Dan masih ada
saudara-saudara kita
Yang
penghasilannya tergantung pada negeri sebrang
Wahai kau
berdasi panjang
Jangan engkau
bangga dengan kursi goyangmu
Jangan kau
senyum karena peranmu
Karena negeri
ini belum merdeka
IBU
Dalam sujud
malamku
Aku selalu
mengadahkan kedua tangan ini
Aku dongakkan
kepala ini
Memohon kepada
yang Ilahi Robbi
Tanpa terasa air mata membasahi pipi ini
Hanya untuk mendo’akanmu
Agar
diberi kesehatan olehNya
Tiada apa yang
harus aku suguhkan padamu
Selain kata do’a
yang terucap dari kedua bibir ini
Ibu….
Tiada yang pantas menggantikanmu
Kaulah pahlawan yang selama ini ku banggakan
Pahlawan yang tak harap kembali
MENCOBALAH
MENGERTI
Debur ombakmu
bernyanyi
Saat kau basahi
langkah ini
Tatkala aku tatap pasirmu
Kau tersenyum mesra penuh arti
Namun………
Tatkala aku renggut batu karangmu
Kau hanya diam membisu
Seperti halnya
Hati ini yang
pilu
Padamu Ku
Bersimpuh
(PUISI RAHMATUL WAHIDA)
DipintuMu aku
menunggu mengharap perkenan darimu
Ku bersimpuh
memujiMu, kutengadahkan wajahku
Dan kupanjatkan
segala do’a kehadiranMu
DipintuMu aku mengetuk
Namun betapa
hina diriku
Sebab daku sering lupa tuk menyebut namaMu
Walaupun dalam
sholatku walaupun dalam takbirku
Aku sering picik
terhadapMu
Sebab aku sering
lupa tidak mengagungkan namaMu
Pantaskah diri yang hina ini memasuki
firdausMu
Tapi bila tidak Engkau izinkan
Sungguh aku adalah orang-orang yang sangat rugi
Pejuang
Hidup
Mereka
memperjuangkan haknya
Hak
yang direbut para penjajah
Hak
untuk menikmati negerinya
Hak
kebebasan dalam memilih
Mereka tak pernah meminta imbalan
Mereka tak pernah mengeluh
Meskipun tulang dan badannya mulai rapuh.
Tapi tak pernah mereka hiraukan
Hanya satu dan satu tujuannya
Yaitu membuat Indonesia merdeka dan sejahtera
Mereka bebaskan
Indonesia
Dari tangan penjajah
Kini
perjuangan mereka tak sia-sia
Kami
bisa hidup dalam kadamaian
Bisa
menikmati indahnya dunia
Al-Qur’an Sumber
Keajaiban
Satu-satunya
kitab suci yang bisa dihafal
Walaupun tebal
dan berbahasa arab
Namun sangat
banyak orang
Dari berbagai
bangsa yang mampu menghafalnya
Sampai ketitik
dan komanya
Si kaya bisa hafal Al-Qur’an
Si miskinpun juga bisa hafal Al-Qur’an
Bahkan anak kecil dan tuna netrapun mampu
Satu-satunya
kitab suci yang masih terjaga keasliannya
Satu-satunya
kitabsuci yang hanya tersedia satu versi
Di dalamnya
hanya ada firman-firman dari Yang Maha Kuasa
Sedikitpun tidak
tercampur dengan perkataan-perkataan dari manusia
Tidak juga
perkataan-perkataan dari Muhammad
Doaku
Tuhan…
Apakah aku
adalah bagian tulang rusuknya yang patah
Karena dengan
nafasnya aku hidup
Selalu pancarkan
senyuman dalam setiap amarahku
Menerima aku
dengan luapan kasih
Mohon satukan kami selamanya
Satukan hatinya dengan hatiku
Biar cinta ini kekal abadi
Biar dia jadi sandaran kelamku
Jangan pisahkan
kami
Jangan biarkan
dia beranjak dari sisi
Karena kutak
bisa hidup tanpanya
Karena aku tak
bisa hidup tanpanya
Karena aku
begitu mencintainya
Kepergiannya
Ku bersimpuh
dihadapanMu
Ku tundukkan
wajah tiada terasa
Ku terkulai
lemas tanpa tenaga
Disaat
kuteringat kakek meninggalkanku
Ku merintih
menjerit dengan pilu
Ku dengar
gemuruh wahyu Ilahi dibaca
Ku dengar tahlil
membahana ditelinga
Disaat kain
putih sudah menutupi tubuh kakek
Ku jatuh dalam
pelukan duka nestapa
Ku terkulai
lemas tak berdaya
Ku tak bisa
membendung kesedihan ini
Dikala kulihat
tetesan air mata nenek
Ya Robb…
Dengarkanlah
tangisan dan kesedihanku
Disaat semua
orang mengiringi kakek
Kerumah kakek
yang gelap dan sepi
Berteman lumpur
batu nisan yang suci
Ku tak kuasa
melihat kakek yang kucinta
Masuk liang
kubur meninggalkanku
Dalam rumah yang
sempit dan sepi
Yang disirami air bunga yang suci
Selamat jalan kakek
Semoga kakek mendapat tempat terindah di
sisiNYA
KEBAHAGIAAN
(PUISI USWATUN HASANAH)
Malam dengan
sejuta embun
Menjadi pelengkap
dalam kebahagiaanku
Malam dengan
indahnya sinar rembulan
Menjadi
pelengkap dalam kebahagiaanku
Dengan shalawat
yang dilantunkan atas baginda Rasul
Yang menyertai
kebahagiaanku
Dan keberadaanya
tak kalah membahagiakan hati dan perasaanku
Bahagia yang
kurasakan malam ini
Tak dapat
mengalahkan indahnya sinar Rembulan nan indah di atas sana
Tuhan trimakasih
telah engkau berikan setitik kebahagiaan
Dalamdiri malam
ini
KEHILANGAN
Mentari duhulu ku sambut pagiku dengan hangatnya
senyummu
Mentari dahulu kau hangatkan pagiku akan tebalnya
embun-embun yang bening
Mentari dahulu kau kobarkan api di sekujur tubuh ini
Mentari dahulu kau menjadi energi bagi semua
tumbuhan
Disekitarmu sejak kecil bahkan tak satu pun ranting
yang menghiasi
apalagi berbunga dan berbuah
Namun setelah semua itu menghiasi tumbuhan
bahkan menjadi penerusmu hari ini kau tlah tiada
kau tlah layu karena sang Kuasa mengambilmu
tuk kembali
ke haribaanNya.
MENTARI
KU
Mentari
setiap hari aku memulai dengan cahaya mu
Mentari
setiap hari ku sambut hari-hari ku
Dengan
terjemahan kitab-kitab yang kau ajarkan untuk ku
Mentari
ku engkau pelipur lara kala diri ini lelah dengan aktivitas ku
Namun
sekarang, tiada angin tiada hujan bahkan tak sedikitpun mendung menyelimuti mu
Engkau
menghilang untuk slamanya
Mentari
ku slama ini ku jadikan panutanku tapi mengapa engkau menghilang dengan begitu
cepat ?
Tuhan
terimahlah amal ibadahnya dan tempatkanlah dia di tempat yang indah .
PUISI
ZAINUL ARIFIN
Sang
Lentera
Dalam
kesunyian malam
ku coba merangkai kata
tulus
dari
dasar hati yang kelam
Desiran angin malam
bersayup sunyi
merangkai
kata hati yang sepi
KU coba menerawang jauh
kesana
namun,
Aku hanya melihat sosok tubuh indahnya
Terlelap mesra dalam
peraduan
Jiwa
terasa gersang
tanpa hadirnya sang
penyejuk jiwa
Aku
terdiam dalam sepi
Aku termenung dalam
kesepian
Ku
coba memejamkan mata untuk sejenak
namun, bayangannya
memaksaku
Untuk
tetap terjaga dalam kesunyian
Tanpa terasa terbesit
dalam kalbu sebuah kata
kata
kerinduan pada sosok sang pencerah
Tanpa terasa air mata
mengalir
membasahi
kelopak yang telah layu
Kehadirannya bagai
cahaya lentera
yang
menerangi kegelapan jiwa
Bagaikan tetesan embun
yang
memberikan kehidupan
Aku terkulai, tubuhku
ambruk
diterpa
ganasnya badai kerinduan
pada sosok penerang
jiwa
Aku bisu, aku mati
bagai
seonggok batu yang terdiam tak berkutik
hanya satu kata yang
mampu aku rangkai
dalam
gemuruh kerinduan pada sang lentera
Sarang
Tikus
Kau
lahir dengan sejuta keindahan
Kau
berdiri dengan sejuta kekuatan
Kau
berjalan dengan penuh kegagahan
kau
hidup dengan penuh kakayaan
tak
seorangpun jenuh memandang wajahmu
wajahmu
yang begitu anggun
tubuhmu
yang begitu indah
tak
seorangpun berani menyentuhmu
tapi
kini, keindahan tubuhmu sirna
keelokan
wajahmu lenyap
karena
ulah tangan-tangan jahat
yang
begitu kejamnya menjamahmu
kau
telah lumpuh, kekayaanmu sirna
tubuh
indahmu kini berubah menjadi tubuh
yang penuh dengan lubang-lubang tikus
predator.
Tikus-tikus
biadab yang dengan kejam menggrogoti tubuhmu
Tikus-tikus
keji yang tak kenal belas kasihan
dengan
leluasa memangsa tubuh gagahmu
Di
balik Sarang-sarang kekuasaan
Kau
menangis, merintih, menjerit kesakitan
Kau
telah menjadi hina
Oleh
kekejaman tikus-tikus yang lahir dari tubuhmu
Negeri
Yang Lumpuh
Kau begitu perkasa di
jagat raya ini
Wajahmu begitu indah
memikat hati
Kau
bangun jasadmu dengan penuh perjuangan
Darah-darah
mengalir penuh kengerian dan kesengsaraan
Kau perjuangkan
nasib-nasib rakyatmu
Kau hantam, kau bantai
seluruh penjajah dalam tubuhmu
Kini kau telah berdiri dengan ke elokan wajahmu
Kau berdiri dengan tubuh indahmu
Kau ciptakan kedamaian
dalam dirimu
Kau hias wajahmu dengan
alam-alammu yang indah
Namun,
kini keadaanmu begitu menyayat hati
Tubuh
indahmu tak seperti dulu lagi
Kau kini telah lumpuh
Wajahmupun tak indah
lagi
Tubuhmu
rapuh oleh ulat ulat biadap yang lahir dari tubuhmu
Ulat
ulat bejat yang begitu kejam menggrogoti tubuhmu
Oh tuhan, apa yang
terjadi dengan negeri ini
Dosa apa yang telah
dilakukan hingga seperti ini
Oh tuhan, mungkinkah negeri akan seperti dulu lagi
Mungkinkah negeri ini dapat berdiri lagi
Jika ulat ulat biadap tetap berkeliaran sampai akhir nanti
Sinar
Purnama
Lihatlah,
betapa indahnya malam dengan pancaran sinarnya
Kerlip
Bintang-bintang menari gembira
Bersuka
cita menyambut datangnya purnama
Daun
pepohonan melambai dengan penuh cita
Sinarnya
mampu membuat bintang-bintang terpana
Kegelapan
berteriak merasa malu, pergi dengan hati gundah
membuat
bintang-bintang bersorak riang
Oh
tuhan, tapi kenapa engkau redupkan cahaya kasihnya
Engkau
biarkan kegelapan merampas sinarnya
Oh
tuhan, jangan engkau biarkan bintang-bintang menangis duka
Jangan
kau biarkan kepekatan merampas kebahagiannya
Oh
tuhan,Kenapa kau biarkan kegelapan
mencabik, meremukkan dan menghancurkan
cahayanya
Kenapa
kau buat kegelapan leluasa memangsa sinarnya
Tuhan,
kembalikanlah sinarnya,
berikan
kebahagiaan kepada bintang-bintang di sekelilingnya
jangan
kau biarkan awan mengusik ketenangannya
Sajak Kerinduan
Gemerintik
hujan berdentang
Bak
suara genderang perang
Membasahi
bumi yang mati tak berdaya karena gersang
Dunia
gelap gulita bagaikan mati
Oleh
kejamnya awan gelap yang menyelimuti
Hidup
bagai seonggok batu
Yang
takkan pernah berarti
Bagai
burung dara yang tertembak mati
Hati
terasa bergemuruh
Diterpa
buasnya badai kerinduan
Hati
terasa tak berdaya tertancap panah kesenduan
Jiwa
terasa hampa
Jiwa
terasa sunyi
Jiwa
terasa mati dalam luasnya pantai penantian
Penantian
panjang yang tiada bertepi
Sapuan
badai kerinduan tiada henti meluluh lantakkan jiwa
Tak
ubah segumpal ombak
Dengan
ganas menyapu tegaknya batu karang
Duka
Penantian
Malam tertegun tak
bersuara
Kesunyian menyapa
gulita jiwa
Dunia bisu tanpa
sepatah kata
Sang bintangpun lenyap
penuh duka
Langkah jarum jam
berjalan gontai tak berdaya
Diterpa ganasnya senyap
dalam rasa
Semut-semut saling
berbisik membagi kata
Daam duka jiwa yang
penuh dosa
Sepasang mata salng
beradu dalam hampa
Memaksa tuk saling
terjaga dalam sendu
Aku terbaring disebuah
lantai tak beralas
Mataku tertuju pada
seseorang yang terlelap penuh mimpi
Tanpa terasa air duka
kerinduan menetes
Memenuhi kelopak yang
telah layu tak berdaya
Quw hanyut dalam
gelombang penantian
Yang tak seorangpun
mampu meraih diri ini
Aku merangkak tertatik
Aku lumpuhdalam
menjalani hidupku yang rapuh
Jiwa berteriak penuh
sayatan dan goresan
Hati menangis menahan
perih
Akankah penantian ini
hanya untuk luka
Duka
sang mentari
Dalam
indahnya panorama pagi
Kicauan
burung bersorai tiada arti
Sinar
mentari mengintip malu
Dibalik
gumpalan awan kelabu
Desiran
anginberhembus mesra
Menyapa
jiwa dalam hampa
Sesosok
bayangan tak berjiwa
Terjaga
dalam hidup dengan penuh duka
Pagi
begitu menyakitkan jiwa
Dalam
kerinduan yang penuh duka
Keindahan
sinar mentari
Tak
mampu menghidupkan jiwa yang telah mati
Aku
terhenti
Aku
mati tersungkur
Dalam
lembah penantian
Hembusan
angin kehidupan
Terasa
sesak
Aku
terdiam
Aku
bisu, aku tuli
Tak
ubah patung mati dalam sepi
Aku
tak berkutik
Bagai
bangkai tak berguna
Aku
telah mati dalam diri yang hina
Akankah
ada kehidupan setelah kematian ini
Comments
Post a Comment