Entri yang Diunggulkan

ALIH KODE DAN CAMPUR KODE DALAM INTERAKSI ANTAR SANTRI PON-PES RAUDLATUL ULUM I (Kajian Sosiolinguistik)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1                    Bentuk-bentuk Alih Kode Bentuk alih kode bahasa Madura ke dalam bahasa Indonesia yang ditemukan berupa kalimat antara lain kalimat tanya, kalimat perintah, kalimat seru dan kalimat berita. 4.1.1         Alih Kode Kalimat Berita Alih kode struktur kalimat berita pada penelitian ini terdiri atas beberapa jenis  kalimat,  antara lain struktur kalimat aktif dan pasif. Struktur kalimat berita yang berbentuk kalimat aktif dan pasif banyak ditemui dalam percakapan yang   dilakukan antara petugas jam belajar pesantren dengan santri di waktu jam belajar berlangsung. Hal tersebut dapat diamati berikut ini: (4. 1 .1/ Ak.1) Santri           : Untuk pembacaan . Ustadzah    : Sudah? Kalo sudah sekarang, jelaskan tentan...

FIKIH WARIS: ASAL MASALAH DALAM WARIS

Asal Masalah
Asal masalah dalam hukum waris adalah bilangan yang paling sedikit atau kecil yang bisa diambil darinya, bagian para ahli waris secara benar tanpa ada bilangan pecahan, dan besarnya bagian itu berbeda sesuai dengan perebedaan para ahli waris yang ada.[1]
Yang dimaksud dengan asal masalah ialah kelipatan persekutuan terkecil (KPT) yang dapat dibagi oleh setiap penyebut furudhul muqaddarah para ahli waris ashabul furudh. Untuk mengetahui  besarnya asal masalah, terlebih dahulu diperhatikan jumlah macam penyebut yang terdapat pada masalah yang akan diselesaikan, tanpa memperhitungkan jumlah macam pembilang. Apabila jumlah macam penyebutnya telah diketahui, maka penentuan masalahnya.[2]
1.                       Tamatsul* yaitu apabila hanya ada satu macam penyebut baik hanya satu pecahan maupun beberapa pecahan yang mempunyai penyebut yang sama, maka asal masalahnya adalah bilangan penyebut itu sendiri.54
Contoh: 1/2  asal masalahnya 2, 1/3  asal masalahnya 3
2.                       Tadakhul* yaitu jika bilangan terbesar dari penyebutnya dapat dibagi (menghasilkan bilangan bulat) oleh bilangan penyebut lainnya, maka asal masalahnya adalah bilangan penyebut tersebut.55
Contoh: 1/2  dan 1/4  Asal masalahnya 4, 1/2  dan  1/6 Asal masalhnya 6
3.                       Tawafuq* yaitu jika bilangan-bilangan penyebut tersebut bukan tadakhul,
tetapi diantaranya ada bilangan-bilangan yang dapat dibagi oleh bilangan yang sama (tawafuq), maka asal masalahnya adalah hasil perkalian bilangan tawafuq tersebut dibagi dua.[3]
Contoh: 1/4 dan 1/6  Asal masalahnya 12,  1/6 dan 1/8  Asal masalahnya 24
4.                       Tabayyun* yaitu jika bilangan-bilangan penyebut tidak bisa dibagi oleh bilangan penyebut terkecilnya atau tidak bisa dibagi dengan bilangan  yang sama, selain angka satu, maka asal masalahnya adalah hasil perkalian dari bilanganbilangan tabayyun tersebut.[4]
Contoh: 1/3 dan 1/2    Asal masalahnya 6, 1/3 dan 1/4 Asal masalahnya 12.
Dalam masalah yang hanya terdapat ahli waris ashabah asal masalahnya
adalah jumlah kepala mereka, dengan ketentuan bahwa seorang laki-laki sama dengan bagian dua orang perempuan, apabila ada ahli waris yang perempuannya. Dalam masalah yang terdiri atas dua orang anak laki-laki dan seorang anak perempuan asala masalahnya adalah 5; setiap anak laki-laki mendapat 2/5 dan anak perempuan 1/5.[5]














*Tamatsul berasal dari kata “tamaatsala” “yatamaatsalu” “tamaatsulan” artinya
serupa.
*Tadakhul berasal  dari kata “tadaakhala”  “yatadaakhilu”   “tadaakhulan” artinya
terjalin, saling memasuki.
*Tawafuq berasal dari kata “tawaafako” “yatawaafiku” “tawaafukon” artinya
bersepakat.
*Tabayyyun berasal dari kata “tabayyana” “yatabayyanu” “tabayyunan” artinya
tampak, jelas.




[1] Komite Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Al-Azhar, Ahkam Al-Mawaris Fil-Fiqh Al-Islami, hal. 297.
[2] Usman Suparman dan Yusuf Somawinata, Fiqh Mawaris Hukum Kewarisan Islam, hal.100
[3] Ibid, hal 101
[4] Ibid, hal. 102.
[5] Ibid, hal. 103

Comments

Popular posts from this blog

NASKAH TEATRIKAL PUISI "KARAWANG-BEKASI" KARYA CHAIRIL ANWAR

NASKAH TEATRIKAL PUISI (Dialog Bukit Kamboja)

PUISI TENTANG GURU/KIYAI: SANG LENTERA