e
A. Pengertian Filsafat
Bahasa
1. Istilah
Filsafat
Kita
seringkebingungan untuk mendapatkan pengertian tentang filsafat. Bahkan tidak
jarang orang merasa ketakutan mendengar istilah filsafat. Misalnya, tidak
sediki orang yang merasa takut akan jatuh kafir apabila mempelajari filsafat.
Sebab filsafat tidak ada dalam kitab suci dan juga tidak diwahyukan.
Memang benar
filsafat bukanlah wahyu dan sangat tidak tepat jika dibandingkan dengan wahyu.
Sebab wahyu adalah kala (Logos) Tuhan yang Maha kuasa, sedang filsafat hanyalah
metode berpikir yang dihasilkan oleh pikiran manusia.
Namun,
apakah benar filsafat akan mendatangkan kekafiran? Terlalunaif untuk sampai
pada kesimpulan semacam itu, karena tidak sedikit orang yang tidak mempelajari
filsafat terjebak pada kekafiran, bahkan tidak punya agama (atheis). Sebaliknya
banyak orang yang karena telah mempelajari filsafat bahkan menjadi semakin
yakin akan kebenaran wahyu ilahi. Dengan demikian, apakah yang disebut filsafat
itu? Dan dari manakah asalnya? Apakah ia dari lngit turun ke bumi atau
sebaliknya? Mari kita pelajari bersama dan tanpa prasangka.
Jika dilihat
secara etimologi, istilah filsafat diambil dari kata falsafah yang
berasal dari bahasa Arab. Istilah ini diadopsi dari bahasa Yunani philoshophia.
Kata philosophia terdiri dari kata phileinyang berarti
cinta, dan kata sophia yang berarti kebijaksanaan. Dengan demikian,
secara etimologis filsafat berarti cinta akan kebijaksanaan yang mendalam.
Menurut
Plato (427-347 SM), filsafat adalah suatu ilmu yang membicarakan tentang
hakikat sesuatu. Menurut Aristoteles, seorang murid dari Plato, berpendapat
bahwa filsafat adalah ilmu pengetahuan tentang kebenaran yang meliputi
logika, fisika, metafisika, dan pengetahuan praktis.
Sampai pada
Aristoteles, pengertian filsafat mengalami perkembangan, ia tidak sekedar
ilmu yang mencoba mencari hakikat kebenaran dari sesuatu, tetapi hakikat
kebenaran dari seluruh ilmu.
Para filosof
muslim abad pertengahan memberikan pengertian filsafat sebagai ilmu yang
meneliti hakikat segala sesuatu yang ada dengan cara menggunakan akal sempurna.
Al-Farabi, misalnya, mengatakan bahwa filsafat adalah ilmu yang bertugas untuk
mengetahui semua yang ada karena ia ada (al-ilmu bi al-maujudat bima hiya
maujudah).
Dari sini,
Al-Farabi membagi lapangan filsafat menjadi dua bagian, yaitu (1) filsafat
teori (al-falsafah nadhori), yang bertugas untuk mengatahui yang ada
tanpa tuntutan untuk mewujudkannya; dan (2) filsafat praktik (al-falsafah
amaliyah), yang bertugas untuk mengetahui sesuatu yang seharusnya
diwujudkan dengan amal.
Imanuel Kant
1724-1804), salah seorang filosof abad modern, berpendapat bahwa filsafat
adalah ilmu pengetahua mengenai pokok pangkal dari segala perbuatan dan
pengetahuan.
Dalam
perkembangan selanjutnya, pengertian filsafat lebih ditujukan pada kegiatan
berfikir kritis yang bersifat serius (Bertran Russel). Baginya, fungsi filsafat
adalah sebagai alat kritik terhadap pengetahuan, memeriksa secara kritis
asas-asas yang dipakai di dalam ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari,
serta mencari ketidak-selarasan yang dapat terkandung dalam asas-asas itu. Ia
mengatakan bahwa philosophy is the attempt to answer ultimate question
critically, yaitu menjawab pertanyaan tingkat tinggi, suatu pertanyaan yang
tidak dapat dijawab oleh sains.
Perhatikan
definisi yang diungkapkan oleh William James, Mulder, dan Fung Yu Lan. Bagi
James, filsafat hanyalah kumpulan pertanyaan yang belum pernah terjawab oleh
sains secara memuaskan. Mulder berpendapat bahwa filsafat adalah pemikiran
teoritis tentang susunan realitas sebagai keseluruhan. Sedangkan menurut Fung
Yu Lan, filsafat adalah pikiran sistematis dan merupakan refleksi tentang
hidup.
Definisi-definisi
yang dikemukakan oleh para filosof dan ahli filsafat tersebut menunjukkan bahwa
pengertian filsafat yang disodorkan masing-masing memiliki perbedaan.
Terjadinya
perbedaan-perbedaan tersebut disebabkan oleh beberapa faktor. Pertama, cara
pandang atau pendekatan yang dipakai oleh masing-masing filosof dan ahli
filsafat, yang berbeda-beda. Kedua, lingkungan intelektual dan pandangan hidup
ereka yang bervariasi.
Karena
banyaknya perbedaan di dalam memberikan pengertian filsafat, maka saya
(penulis) membatasi pengertian filsafat sebagai sebuah ilmu dan sebuah metode
berfikir. Filsafat sebagai ilmu artinya, filsafat adalah salah satu cabang ilmu
yang bisa dikaji atau dipelajari. Karena ia sebagai ilmu, maka ia harus
memiliki empat syarat, yaitu memiliki objek yang jelas, memiliki metode,
disusun secara sistematis, dan bersifat universal.
Filsafat
sebagai sebuah metode, mengandung pengertian sebagai metode berfikir secara
logis, mendalam (radikal), dan bersifat universal mengenai segala sesuatu yang
ada.
Comments
Post a Comment